Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mengusung isu pelemahan rupiah yang hingga kini masih berlangsung, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan berdemonstrasi ke Kantor Bank Indonesia (BI) Cabang Medan, Rabu (19/9/2018). Sejak sekitar pukul 12.00 WIB mereka mulai berdatangan ke BI di Jalan Balai Kota dengan titik kumpul di Lapangan Merdeka, Medan.
Disebutkan dalam pernyataan tertulis HMI, pelemahan rupiah kian menguatkan ketimpangan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Ketimpangan dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, agama dan politik. Prinsip Nawacita yang digaungkan Jokowi-JK saat kampanye yang diharapkan mampu membawa rakyat pada keadilan dan kesejahteraan, realitasnya ternyata tidak demikian.
Dengan argumen itu, HMI menetapkan kepemimpinan Jokowi-JK mendapatkan rapor merah. Begitu pun, para mahasiswa mendesak BI menjelaskan kenapa nilai tukar rupiah terus terpuruk dan tidak mampu diatasi. Situasi tersebut diwanti-wanti akan mengancam kehidupan rakyat, khususnya di Sumatera Utara, jika tidak segera ditanggulangi.
"Kami tidak mau Anda semua para pejabat BI yang sudah diberi kemewahan oleh rakyat hanya bisa berteori. Jelaskan kepada kami kenapa rupiah terus terpuruk dan bagaimana solusinya," teriak para mahasiswa kepada Pelaksana Pimpinan BI Medan, Hilman Tisnawan.
Oleh Tisnawan pertanyaan mahasiswa coba dijawabnya. Teriakan mereka yang tidak kunjung reda dijawabnya dengan mengaku bahwa dia juga alumni HMI. Berusaha mengalahkan kerasnya teriakan tersebut satu persatu diuraikannya jalan yang tengah ditempuh BI agar kondisi rupiah bisa kembali normal.
"Kami baru saja selesai rapat dengan berbagai pihak, termasuk para pengusaha agar kita bisa keluar dari situasi tak baik saat ini," ujar Hilman.
Upayanya meredakan "kemarahan" mahasiswa gagal. Bukannya memaklumi penjelasan tersebut, mereka malah memaksa Hilman agar duduk di atas tanah sembari memberi penjelasan. Agar dia bersedia memenuhi permintaan itu, para mahasiswa juga kompak duduk di atas tanah tanpa alas apapun.
Hilman tak bisa menolak desakan mahasiswa. Bersama salah seorang staf BI yang mendampinginya, dia kemudian ikut duduk bersila di atas tanah. Berpanas-panas di bawah terik matahari yang menyengat menyampaikan pemahaman soal kondisi rupiah.
Terangnya, ada beberapa solusi jangka pendek guna mengatasi pelemahan rupiah di Indonesia saat ini. Yang pertama adalah menggenjot ekspor sebanyak mungkin. Usaha-usaha kecil dan menengah didorong menghasilkan produk ekspor. Yang berikutnya menekan impor, terutama impor barang modal.
"Menggalakkan pariwisata seperti Danau Toba juga bisa jadi cara lain mengatasi pelemahan rupiah," tegas Hilman.
Namun bagi para mahasiswa jawaban Hilman tetap dirasa belum memuaskan. Terbukti seusai memberi penjelasan dia tetap "disandera" mahasiswa. Dia dianggap belum cukup mewakili BI guna menjawab tuntutan HMI.
Kedatangan pelaksana pimpinan BI lainnya yakni Adiwiana pun juga sempat hendak memicu ketegangan antara mahasiswa dengan aparat keamanan yang bersiaga menjaga di gerbang masuk. Akibat berusaha mengamankan Adiwiana dan Hilman yang dipaksa naik ke atas mobil pick up guna menyampaikan penjelasan lanjutan, antara polisi dengan mahasiswa sempat terjadi aksi saling dorong. Namun kemudian dapat ditenangkan.
Pada pukul 14.39 wib demonstrasi HMI di BI berakhir. Mereka melanjutkannya di gedung DPRD Sumut.
Seperti diketahui saat ini pelemahan rupiah sempat mendekati Rp 15.000 per dolar AS. Kemudian sedikit menguat di kisaran Rp 14.000.