Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Direktorat Penggalangan Pemilih Perempuan TKN Jokowi-Ma'ruf Amin berharap tanggal 3 Oktober menjadi hari anti hoax nasional. Penetapan hari khusus ini terkait hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Sekali lagi kami sedih dengan kondisi ini. Ini menjadi pelajaran baik untuk kita dan kita ingin ini menjadi hari hoax kemarin tanggal 3 menjadi hari hoax mengingatkan kita bahwa hoax luar biasa bahaya," kata Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan TKN, Ida Fauziah kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).
Politikus PKB itu mengatakan kabar hoax mengenai penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet membuat gaduh masyarakat. Dia menyebut silahturahmi antar kaum perempuan terancam hampir terputus karena berita bohong tersebut.
Ida memperhatikan banyak sekali grup-grup whatsApp yang memperdebatkan kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet sebelum Ratna mengaku berbohong.
"Kita prihatin kasus cerita atau apa pun namanya Ibu Ratna Sarumpaet itu, hampir silahturahmi kita terganggu. Hampir saja silahturahmi kita terputus karena perbedaan cara pandang kami," ujarnya.
Namun setelah Ratna mengakui kebohongannya, perdebatan dalam grup WA tersebut menurut Ida kembali mereda. Karena itu, Ida mengajak masyarakat cermat meneliti informasi-informasi yang berkembang agar terhindar dari hoax.
"Ingin mengajak mayarakat Indonesia benar-benar ingin mengajak bahwa (menghindari hoax), hoax hampir memutus persaudaraan antar kita," kata Ida.
Sementara itu, Wakil Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan TKN Anggia Ermarini menyebut hoax Ratna Sarumpaet berdampak negatif ke kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab Prabowo menurutnya ikut bicara mengenai penganiayaan Ratna, meski akhirnya meminta maaf.
"(Kepercayaan masyarakat ke kubu Prabowo berkurang) Iya, saya yakin. Pastilah, saya saja merasa dibohongi mentah-mentah. Kan ini memalukan sebenarnya. Kalau menurut saya sangat memalukan," kata Anggia. dtc