Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kondisi air Danau Toba sudah sangat parah. Pemerintah diminta untuk segera mengambil tindakan serius dan berhenti "bermain wacana".
"Saya berharap pemerintah Sumut jangan sekadar 'bermain wacana'. Kepentingan ekologis harus lebih diutamakan dari wisata," kata Ketua Perhimpunan Jendela Toba, Mangaliat Simarmata merespon hasil penelitian perwakilan Bank Dunia yang disampaikan kepada Menko Maritim, Luhut Pandjaitan, di Jakarta, Senin (19/11/2018).
Mangaliat menambahkan, Danau Toba harus bebas dari kerambah. Apalagi sudah ada kebijakan Gubernur Sumut sebelumnya, Ery Nuradi, yang mulai 2019 menargetkan, pengurangan produksi Kerambah Jaring Apung (KJA) secara bertahap. Setidaknya sampai 2023 produksi KJA hanya 10.000 ton /tahun dari sebelumnya 50.000 ton/ tahun.
"Sekarang apakah Gubernur Edy Rahmayadi mau melaksanakan kebijakan itu," kata Mangaliat.
Melengkapi informasi, hasil penelitian Bank Dunia itu menyebutkan, akibat pencemaran oksigen di danau hanya sampai di kedalaman 50 meter, di bawahnya tidak ada. Disebutkan juga pencemaran itu tidak hanya dari KJA tapi juga dari limbah peternakan babi, limbah rumah tangga dan industri serta dampak abrasi akibat hutan penyanggah yang gundul.