Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.Tapanuli Selatan. Banjir bandang menerjang Mosa Palang, Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, Kamis (29/11/2018),sekitar pukul 20.00 WIB. Tidak hanya merusak rumah warga, dua anak hilang terseret arus air.
Informasi berhasil dihimpun menyebutkan, air bah itu berasal dari sungai kecil, Sungai Sialang yang berada di antara hutan dan kebun warga dan berujung bermuara ke Sungai Garonggang.
Sebelum banjir bandang, sejak pukul 17.00 WIB intensitas hujan tinggi dan durasi panjang. Wasito dan keluarganya tinggal rumahnya berjarak hanya beberapa meter dari bibir sungai. Pada saat arus air sungai kecil itu mulai membesar, Wasito dan istrinya, Erniawati dan bungsunya, Cindi Aulia (11) keluar rumah bermaksud mengungsi ke permukiman yang jauh dari sungai.
Sementara anak sulungnya, Riko masih di luar rumah. Saat mengungsi, turut serta menantu Wasito, Putri dan cucu, Hesta, yang masih berusia 2 bulan. Namun begitu keluar rumah, air bah itu tiba-tiba datang dan dan membawa material kayu.
Wasito berusaha menuntun putri bungsunya, Cindi dan menggendong sang cucu, Hesta. Air yang datang dengan perlahan dan semakin deras mulai menghempaskan mereka.
"Kami terhempas air dan sempat megap terbawa ke balik rumah di bawah tangga hingga membuat Cindi, sudah lepas, namun masih bisa kutangkap," kata Wasito, Jumat (30/11/2018), di IGD RSUD Kota Padang Sidimpuan dengan luka pada kakinya, karena tertimpa kayu gelondongan.
Kata Wasito, saat bertahan di balik rumah, air sudah makin besar dengan material kayu dan pasir, menghempas rumah dan merobohkannya.
"Kejadian itu tak bisa saya bayangkan kecuali berusaha. Namun perjuangan sia-sia. Aku sudah tak sadar, begitu tahu kaki sudah ditimpa kayu," katanya.
Istrinya Wasito sendiri mengalami luka pada dada terbentur kayu, begitu juga dengan menantu. Semua korban banyak menelan pasir, sementara anggota tubuh sulit digerakkan karena kaku.