Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Banda Aceh. Rencana kaburnya 113 napi dari Lapas Banda Aceh di Lambaro, Aceh Besar, Aceh tidak terdeteksi petugas jaga. Mereka membobol dengan barbel dan batu.
"Mereka membobol pakai batu dan barbel yang ada di dalam Lapas," ujar Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh Agus Toyib kepada wartawan di Lapas Banda Aceh, Jumat (30/11/2018).
Menurut Agus, para napi ini lari setelah mendobrak kawat pagar pembatas ruang penerimaan tamu dan merusak terali jendela. Para sipir yang berjaga sore itu tidak dapat menghalau aksi kabur para napi tersebut.
"Kita masih akan memeriksa napi yang tertangkap oleh polisi, kita yang jelas ini upaya pelarian yang dilakukan secara spontanitas tanpa terdeteksi oleh petugas kita yang jaga," ucapnya.
Aksi kaburnya tersebut terjadi usai salat magrib di masjid di dalam lapas. Setelah salat, puluhan napi yang sudah membawa barbel dan batu, secara tiba-tiba merusak pagar pembatas. Tindakan napi ini disebut Agus sebagai aksi dinamis.
"Ada petugas yang jaga di lapas, tapi jumlah yang lari lebih banyak sehingga upaya pencegahan sulit dilakukan. Kalau dilakukan mungkin terjadi korban dari petugas," ungkap Agus.
Pihak Kemenkumham Aceh masih menyelidiki penyebab kaburnya napi. Hingga kini, belum dapat dipastikan hal yang melatarbelakangi kaburnya 113 napi tersebut.
"Ya ini naluriah ya orang yang dihukum itu tidak ingin berada di dalam. Ya sehingga saat ada kesempatan dan kelengahan petugas dia akan lari," ujarnya. (dtc)