Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Edy Rahmayadi memutuskan meninggalkan jabatan sebagai Ketua Umum PSSI. Hal tersebut disampaikan Edy saat pidato di Kongres Tahunan PSSI di NUsa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019).
Mantan Plt Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan mengakui sepakbola Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami pasang guncangan hebat, sampai akhirnya PSSI dibekukan oleh FIFA karena ada campur tangan pemerintah.
"Sebelum pak Edy, saya yang lebih dahulu pegang PSSI. Ketika kongres ke-66 FIFA di Mexico, kami selamatkan PSSI. Waktu itu ada intervensi pemerintah," ujarnya, di Medan, Senin (21/1/2019).
Ia meminta agar PSSI diberi ruang untuk independen, jangan sampai ada campur tangan pemerintah. "Menpora dan presiden jangan campur tangan. Maka jadilah PSSI di jalan tempat. Karena ini momentum tepat bagi kita semua Berhenti politik, jangan ajak elemen sepakbola dukung A si B," terang mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI ini.
Anggota Komisi III DPR RI itu bercerita tentang pengalamannya saat menjadi pengurus di PSSI. Di mana ketika itu ia meninggalkan politik ketika masih aktif di sepakbola. Selanjutnya, ketika berpolitik segala sesuatu yang berkaitan dengan sepakbola ditinggalkan. Jangan masuki ruang lain di sepakbola.
"Ruang publik tidak bisa dibohongi, pak Edy tertekan diminta mundur karena memang belum habis masa jabatannya. Tekanan seperti itu dinamika, dan pak Edy meresponnya. Ke depan jangan ada lagi tekanan, biarkan PSSI diurus oleh orang sepakbola, pak edy waktu itu bukan orang sepakbola, gak bisa apa-apa. Biarkan orang bola mengurus bola," jelasnya.
Dengan meninggalkan PSSI, Hinca meyakini Edy Rahmayadi akan fokus dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Gubernur Sumut. "Pak Edy dan saya bisa mendukung sepakbola dari pinggir lapangan saja," paparnya.