Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Politikus PPP, Nuzirwan Lubis bereaksi mengenai pernyataan Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustaz Tengku Zulkarnain yang mengusulkan agar lambang partainya diganti dari Kakbah menjadi bunglon.
"Siapa rupanya dia mengusulkan menggantikan lambang Kakbah di PPP? Nggak ada hak dia? Itu hak ulama," katanya kepada wartawan, Rabu (3/4/2019).
Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu (LP2) DPW PPP Sumut itu menyebut, pencetus asal mula gambar Kakbah di PPP itu adalah KH Bisyri Syansuri. Ketika itu para ulama Nahdlatul Ulama (NU) dari empat ormas/Parpol Islam itu rapat dan memutuskan ulama besar NU KH Bisyri Syansuri untuk istiqoroh.
"Lalu dia berangkat ke Makkah, maka dapatlah petunjuk dari Allah supaya lambang itu Kakbah. Jadi itulah yang disepakati," imbuhnya.
Dikatakannya, pemilihan lambang Kakbah karena Kakbah sebagai tempat bersatunya umat Islam dari seluruh dunia. "Jadi Tengku Zulkarnain itu tidak berhak. Dia bukan ulama, dia pula yang mau mengusulkan menggantikan gambar Kakbah di PPP," tegasnya lagi.
Ketika ditanya, sebagian umat Islam juga mendesak agar PPP mencabut lambang Kakbah? Dia menjawab," Umat Islam yang mana? Saya juga umat Islam, kami tidak ada yang mendesak. Jadi itu nggak bisa, dan itu harus melalui muktamar luar biasa".
"Terkait Pilgubsu, siapa rupanya yang nonmuslim? Djarot kan muslim, kita dukung Pak Djarot, Pak Sihar kan paketnya. Jadi umat ini jangan diprovokasi," tambahnya.
Sebelumnya, Ustaz Tengku Zulkarnain mengaku akan mengusulkan kepada pemerintah agar lambang Kakbah di PPP diganti hambar bunglon. Menurutnya, Kakbah yang merupakan lambang suci bagi umat Islam itelah dirusak dan dicederai oleh Ketua Umum PPP, Romahurmuzy, karena tertangkap tangan oleh KPK karena menerima suap. Kemudian, di Pilgub Sumut lalu PPP mendukung Sihar Sitorus, yang berpasangan dengan Djarot.
"Partainya islam, cuma kelakuannya tidak mencerminkan Islam. Jadi setuju kita ganti lambang PPP," tanya Zulkarnain. "Setuju," jawab jamaah yang hadir pada peringatan Isra Mikraj, di lapangan Istana Maimun, Medan, tadi pagi.