Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Cawapres Sandiaga Uno menyebut pertumbuhan ekonomi era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) stagnan di kisaran angka 5%. Dia berjanji, jika terpilih akan berupaya menaikkan pertumbuhan ekonomi sampai 6,5% dalam 2 tahun.
"Prabowo-Sandi berkomitmen untuk menghadirkan pertumbuhan 6 sampe 6,5 persen dalam 2 tahun pertama. Dengan sebuah reformasi struktural khusus di bidang industri yang selama ini belum tersentuh reformasi seperti sektor pertanian, sektor manufaktur, dan sektor perumahan rakyat," kata Sandiaga di Resto Batik Kuring SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2019).
Sandiaga meyakini 3 sektor yang disebutkan tadi mampu menopang pertumbuhan ekonomi RI dan mengundang para investor. Dengan begitu, sebut dia, investasi mampu menggerakkan ekonomi yang berujung pada penciptaan lapangan kerja.
Eks Wagub DKI Jakarta itu menganggap pemerintah saat ini terjebak dengan pertumbuhan ekonomi yang jalan di tempat di angka 5% dari target 7%. Sandiaga menyebut terkait pertumbuhan ekonomi yang tidak sampai target itu yang nanti akan diangkat dalam debat pamungkas 13 April.
"Kami akan kembali menegaskan komitmen kami untuk mengundang investasi masuk karena lapangan pekerjaan itu akan dihasilkan dengan investasi yang masuk. Tentunya investasi yang melibatkan dunia usaha," paparnya.
"Investasi yang akan menggerakkan perekonomian yang berujung kepada terciptanya lapangan kerja bagi rakyat dan juga kestabilan harga bahan pokok," sambung Sandiaga.
Sebelumnya, capres Prabowo Subianto mengkritik capaian pertumbuhan ekonomi di era Presiden Jokowi. Dalam kritiknya, Prabowo mengeluarkan umpatan 'ndasmu' atau yang dalam bahasa Indonesia berarti 'kepalamu' untuk pertumbuhan ekonomi 5%.
"Kalau terlalu serius, kalian ngantuk, betul, kalian mau dengar pemimpin politik Indonesia memberi sambutan 'saudara-saudara sekalian, ekonomi Indonesia baik, pertumbuhan 5%'. 5% ndasmu!" ujar Prabowo saat kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (7/4). dcn