Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kesiapan infrastruktur dan aturan diperlukan agar mobil listrik jalan di Indonesia. Namun bukan dua faktor itu saja yang hukumnya wajib, satu aspek yang harus diperhatikan secara matang yakni kesiapan konsumen atau pengguna mobil itu sendiri.
Vice President of Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania menyatakan, dengan gencarnya sosialisasi tentang kendaraan listrik maka para pengguna mobil maupun motor listrik akan siap menyambutnya. Khususnya ketika kedua aspek tadi telah siap.
"Sebenarnya kita tidak perlu menunggu regulasi yang cukup lama karena yang paling dibutuhkan adalah kesiapan dari pelanggan itu sendiri. Oleh sebab itu, yang dibutuhkan saat ini adalah mengkomunikasikan benefitkendaraan listrik, beda listrik murni dengan hybrid, dan sebagainya. Jadi mereka sudah siap saat infrastruktur maupun regulasi benar-benar jadi," katanya di Jakarta.
"Sebab saat pasar sudah timbul kebutuhan (sadar), pada akhirnya semua pelaku industri yang terkait akan mengikuti. Termasuk regulasi, pihak ke-3 juga. Jadi paling penting peranan untuk jalankan kendaraan listrik adalah pelanggan," lanjut Jodie lagi.
Dirinya mencontohkan tren handphone belakangan ini yang bergeser. Semula layar touchscreen di handphone dianggap tabu, kini malah jadi standar.
"Seperti handphone saja, semua sekarang pakai touchscreen. Ya itu karena semua pelanggannya membutuhkan tipe layar tersebut sehingga pada akhirnya pelaku industri menghadirkan perangkat dengan layar touchscreen kan?," ucap Jodie.
Seirama dengan tekad tersebut, BMW Group Indonesia tahun ini berencana untuk membawa mobil full listriknya ke Indonesia. "Tunggu tanggal mainnya saja," tutup Jodie.(dto)