Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kalangan pengusaha di Sumatra Utara (Sumut) menilai bunga pinjaman kredit atau pembiayaan yang saat ini berkisar 11%-11,5% masih kemahalan. Pasalnya, bunga untuk kredit modal kerja dan investasi tersebut membuat biaya modal pengusaha bertambah.
"Ya, masih terlalu tinggi. Idealnya, bunga pinjaman itu maksimum 9%. Jangan double digit. Bagi pengusaha itu masih kemahalan apalagi jika usahanya tidak berjalan dengan baik," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adyaksa, di Medan, Selasa (18/6/2019).
Tentu penurunan bunga pinjaman ini diharapkan bisa terealisasi. Apalagi saat ini pengusaha sudah mulai ekspansi.
Memang, kata Laks, pengusaha tidak kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Apalagi memasuki pertengahan tahun begini, banyak yang menawarkan. Hanya, pengusaha kadang menjadi lebih berhati-hati karena suku bunganya dinilai masih kemahalan.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, perbankan sebenarnya sudah menurunkan suku bunganya. Dari data perbankan, suku bunga rata-rata tertimbang kredit perbankan di wilayah Sumut pada triwulan I-2019 sudah mencapai 9,9%. Bahkan di triwulan IV-2018 lalu sudah sempat mencapai 9,3%.
Perbankan juga mempertimbangkan banyak risiko dalam menetapkan suku bunga, antara lain suku bunga kebijakan BI (BI 7 days RRR), suku bunga dana, premi risiko dan biaya tetap dan biaya tidak langsung lain yang akan mempengaruhi struktur pembentukan suku bunga.
"Tetapi bank akan mengikuti perkembangan pasar. Jika kondisi ekonomi nasional membaik dan risiko berkurang, saya yakin perbankan juga menurunkan suku bunga kreditnya," katanya.