Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Keputusan buyer (pembeli) India untuk memangkas pembelian produk-produk asal Sumatra Utara (Sumut) berdampak buruk pada kinerja ekspor daerah ini. Sepanjang Januari-Mei 2019, berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS), ekspor Sumut tercatat tinggal US$ 195,978 juta. Realisasi tersebut turun 24,91% atau US$ 65,015 juta dibandingkan realisasi Januari-Mei 2018 senilai US$ 260,994 juta.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, penurunan ekspor Sumut ke India secara kumulatif yang sudah turun 24,91%, didorong oleh kinerja ekspor per bulan yang juga kurang menggembirakan. "Di bulan Mei 2019 saja, ada penurunan ekspor ke India senilai US$ 2,505 juta atau 7,62% menjadi US$ 30,372 juta dari April 2019 senilai US$ 32,877 juta," katanya, Jumat (12/7/2019).
Penurunan ekspor ke India kemungkinan besar karena buyer negara tersebut memangkas pembelian minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Selama ini, India memang menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor CPO asal Sumut.
Tapi sayangnya, di periode yang sama, impor Sumut dari India justru naik 12,65% menjadi US$ 96,807 juta dari Januari-Mei 2018 senilai US$ 86,707 juta.
Begitupun, kata Suhaimi, neraca perdagangan Sumut dengan India sepanjang Januari-Mei 2019 masih surplus. Karena impor Sumut dari India totalnya hanya senilai US$ 96,807 juta sementara ekspor mencapai US$ 195,978 juta. Begitupun, impor yang cenderung mengalami kenaikan harus diperhatikan apalagi jika itu barang konsumsi.