Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) menunjukkan bahwa kalangan milenial di Sumatera Utara (Sumut) masih rendah. Milenial yang berusia 19-39 tahun ini bahkan dalam kurun 10 tahun terakhir bisa dikatakan enggan menjadi seorang petani.
Data hasil pencacahan lengkap ST2023 Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, total petani milenial mencapai 361.814 orang atau 24,64% dari total petani di Sumut yang sebanyak 1.468.189 orang.
Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, mengatakan, jumlah petani milenial di Sumut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Sensus Pertanian pada tahun 2013. "Jadi dari hasil ST2023 ini yang naik itu justru jumlah petani berusisa 55 tahun keatas. Sementara petani milenial malah menunjukkan penurunan," katanya, Kamis (7/12/2023).
Hasan, sapaan akrab Nurul Hasanudin, mengatakan, meski begitu, Sumut masih mempunyai harapan lantaran komposisi generasi Z masih mendominasi jumlah petani milenial di Sumut yaitu sebesar 2,07%. "Tetapi dari komposisi kita masih punya harapan karena kita lihat dari generasi X, milenial dan generasi Z, komposisi 2,07% justru dari genersi Z yaitu diusia yang sangat muda masih mau mengusahakan pertanian, ini jadi satu harapan kita," katanya.
Karena itu, perlu adanya dorongan dan motivasi kepada kaum milenial agar mau dan bangga menjadi seorang petani. Diharapkan jangan sampai generasi muda itu alergi untuk usaha pertanian. "Justru kita yang sudah berumur mendorong agar mereka tidak malu menjadi petani dan bangga menjadi petani karena mereka sesungguhnya harapan," kata Hasan.
Data BPS, kabupaten/kota dengan petani milenial umur terbanyak adalah Langkat sebanyak 35.866 orang atau sekitar 9,91% dari keseluruhan petani milenial di Sumut. Kedua adalah Kabupaten Deliserdang dengan total 24.931 orang atau 6,89%, dan ketiga Kabupaten Simalungun sebanyak 24.058 orang atau 6,65%.
Sementara itu, dari hasil ST2023 menunjukkan bahwa petani milenial Sumut yang memanfaatkan teknologi juga tergolong minim yaitu hanya berjumlah 241 orang atau 0,03%. Sedangkan petani yang tidak menggunakan teknologi digital sebanyak 137.969. "Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan penggunaan kecerdasan buatan," katanya.
Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 464.226 orang atau 56,18% dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 241 orang atau 0,03%.
"Data petani milenial menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan," kata Hasan.