Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kredit macet atau non performing loan (NPL) PT Bank Sumut per triwulan I-2019 bertengger di level 1,72%. Dikutip dari website Bank Sumut, realisasi NPL tersebut naik sekitar 0,37% dibandingkan posisi 31 Desember 2018 sebesar 1,35%.
Menanggapi besaran NPL Bank Sumut, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori, mengatakan, besaran tersebut masih normal.
"Karena itu masih di bawah rata-rata NPL perbankan Sumut yang berkisar 2-3%. Selain itu, masih jauh di bawah batas ketentuan yang dipatok 5%. Begitupun, akan kita sampaikan agar mereka (Bank Sumut-red) bisa menyelesaikan NPL-nya itu," katanya, Selasa (30/7/2019).
Terkait sektor apa yang menjadi penyumbang NPL Bank Sumut, Yusup mengatakan, tidak ada satu jenis kredit yang terlalu tinggi.
Untuk penyebab kredit macet di bank daerah ini, penyebabnya hampir sama dengan perbankan pada umumnya yakni perlambatan ekonomi global. Jadi tidak semata-mata kreditnya menurun sebetulnya tetapi karena penyalurannya memang melambat, itu seolah-olah ada peningkatan NPL.
"Tetapi jika kita bicara nilai, tidak signifikan. Ini karena kreditnya belum bergerak jadi NPL-nya seolah-olah meningkat. Tapi pada saat nanti jumlah kreditnya bertambah, itu kan NPL-nya dengan sendiri akan turun. Lagipula ini masih semester triwulan I. Jadi masih banyak waktu untuk memperbaikinya dan menekan kredit macet," kata Yusup.
Ditambahkannya, soal pencapaian laba Bank Sumut juga masih bagus. Jadi yang dilakukan bank pada umumnya pada saat pertumbuhan kredit melambat, maka mereka di satu sisi akan melakukan efisiensi untuk menekan biaya sehingga pencapaian laba itu masih bisa tercapai. Terbukti Bank Sumut masih mencapai laba.
Secara umum, pertumbuhan perbankan Sumut memang agak melambat. Hal itu karena rata-rata di Sumut merupakan cabang dan hanya dua yang berkantor pusat di Medan yakni Bank Sumut dan Bank Mestika, maka sangat tergantung pada strategi dari kantor pusatnya. Masing-masing setiap tahun sudah ditarget sama kantor pusatnya apa saja kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan.