Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sepanjang Januari-Agustus 2019, ekspor Sumatra Utara (Sumut) mencapai US$ 5,109 miliar. Realisasi tersebut terpangkas senilai US$ 753,726 juta dibandingkan periode sama tahun 2018 senilai US$ 5,862 miliar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penyebab buruknya kinerja ekspor karena penurunan sektor industri.
BPS mencatat, ekspor sektor industri yang merupakan andalan Sumut pada Januari-Agustus tinggal US$ 4,616 miliar atau anjlok14,39% dari Januari-Agustus 2018 senilai US$ 5,392 miliar. Sementara ekspor sektor pertanian masih bisa tumbuh 4,74% dari US$ 470,408 juta menjadi US$ 492,586 juta pada Januari-Agustus 2019.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, melempemnya sektor industri tidak terlepas dari harga komoditas yang anjlok. Dan di saat bersamaan, permintaaan juga banyak dipangkas karena ekonomi kurang bagus. "Produk-produk dari sektor industri ini banyak juga sebagai bahan baku. Nah, karena ekonomi global kurang bagus, kemungkinan buyer memutuskan mengurangi pembelian. Itu juga menjadi pemicu harga anjlok karena stok berlebih," katanya, Selasa (1/10/2019).
Terpangkasnya nilai ekspor Sumut akibat harga jual barang ekspor memang terlihat dari berat bersih ekspor yang justru naik. Berat barang ekspor Sumut per Agustus 2019 naik menjadi 6.340.577 ton dari periode sama tahun 2018 yang sebanyak 6.127.315 ton.
Suhaimi merinci, golongan barang yang mengalami penurunan ekspor yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 19,52%, karet dan barang dari karet sebesar 9,99%, berbagai produk kimia sebesar 12,10%, bahan kimia organik sebesar 21,44%, sabun dan preparat pembersih sebesar 9,30%, serta kayu dan barang dari kayu sebesar 9,39%.
Penurunan nilai ekspor dampak dari anjloknya harga jual barang ekspor khususnya komoditas unggulan Sumut. Kondisi ini semakin diperparah perekonomian global yang masih melambat.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, kontribusi sektor industri yang mencapai 90,36% terhadap total ekspor Sumut memang akan sangat mempengaruhi kinerja ekspor daerah ini. "Tentunya harus dimaksimalkan juga sektor lain seperti pertanian. Dengan begitu, penurunan ekspor Sumut bisa diredam. Meski memang kondisi ini tidak terlepas dari lesunya perekonomian global," katanya.