Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Paling tidak terdaftar tiga rencana proyek pembangunan bernilai triliunan rupiah yang dicanangkan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, saat ini. Pembangunan sarana transportasi LRT/BRT, sport center dan RS Haji Mina Internasional.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Hasmirizal Lubis, mengatakan, masing-masing proyek akan dibiayai dengan cara berbeda. LRT/BRT yang menelan biaya Rp 15 triliun dengan sumber loan alias utang. Sport center berbiaya Rp 7 triliun dari APBN. Sedangkan RS Internasional yang berbiaya Rp 3,6 triliun dengan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Semuanya masih dalam pembicaraan," kata Hasmirizal kepada para anggota Komisi D DPRD Sumut (4/12/2019).
Oleh salah seorang anggota Komisi D, Aulia Rizki Agsa, proyek triliunan rupiah Edy dinilai tidak realistis. Sumut bukanlah DKI Jakarta yang APBD-nya hampir mendekati Rp 100 triliun. Sehingga mereka bisa berencana membangun apa saja. APBD Sumut hanya Rp 12 triliun, menurun dari tahun ini. Tidak ada apa-apanya dibanding DKI Jakarta.
Membiayai proyek dengan cara berutang, terang Aulia, adalah hal yang tidak masuk akal. Benar bahwa terhitung sejak 2021 utang Pemprov Sumut akan lunas, tetapi membuat utang baru tidak perlu dilakukan.
"Seharusnya Gubernur realistis, APBD kita kecil, tidak sebesar DKI Jakarta yang bisa bangun apa saja mereka mau," terang Aulia.
Sport center yang lokasi pembangunannya berada di Kabupaten Deli Serdang, dia khawatir akan terbengkalai atau tidak bermanfaat jika kelak Pekan Olahraga Nasional (2024) siap digelar. Jadi percuma padahal biaya pembuatannya sangat mahal.
Ungkapnya, sama dengan pemikirannya, pihak Bappenas yang belum lama ini mereka kunjungi dalam rangka konsultasi juga menyebutkan hal serupa. Gubernur Edy dinyatakan tidak realistis. Seharusnya yang didahulukan adalah pembangunan sektor kesehatan dan pendidikan yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat banyak.
"Mestinya Gubernur mikir dulu dalam merencanakan sesuatu, dan orang-orang di sekelilingnya memberikan informasi yang tepat," tegas Aulia.