Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Marelan. Seorang pria, Rico Harahap Simanjuntak (43), mengatakan rela menjual ginjalnya agar dapat membayar biaya perobatan anaknya yang kini dirawat di RS Eshmun, Medan Marelan.
Warga Jalan Durung III, Lingkungan 19, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan ini, menyatakan tekadnya menjual ginjal, karena sudah krhilangan akal untuk membiayai sakit yang diderita anaknya RH (1 tahun 2 bulan) yang dirawat di RS Esmhun, karena menderita benturan pada bagian kepala.
Rico didampingi istrinya, Masyarat (30), mengatakan bahwa anaknya jatuh dari tempat tidur hingga mengakibatkan kepala bayinya itu retak, sehingga diputuskan untuk membawanya ke rumah sakit.
Setelah dirawat beberapa hari, kondisi anaknya sudah membaik dan dianjurkan doktet untuk pulang. Namun Rico tidak memiliki uang maupun BPJS Kesehatan untuk menebus biaya perobatan yang jumlahnya belasan juta.
"Saya sudah bingung untuk membayar biaya berobat anak saya, mungkin dengan cara jual ginjal baru bisa membawa anak saya keluar dari rumah sakit," ujar Rico seraya berharap ada kepedulian dermawan untuk membantunya.
Secara terpisah, pihak manajemen RS Esmhun mengklarifikasi tekad Rico yang hendak menjual ginjalnya dengan alasan untuk menebus agar anaknya RH bisa keluar dari rumah sakit.
"Sejak pasien RH masuk Rumah Sakit Eshmun pada 24 Desember 2019, kami tidak pernah meminta uang untuk biaya perobatan, bahkan mengingat pasien dari keluarga kurang mampu, sejumlah perawat secara patungan membelikan susu dan pamfes untuk pasien," ujar penanggung jawab pelayanan RS Eshmun, dr Handika, didampingi Kepala Bidang Perawat RS Eshmun, Darmauli dan humas Ria dan Intan kepada medanbisnisdaily.com, Senin (6/1/2020).
dr Handika mengatakan, mengingat ada benturan yang mengakibatkan kepada bagian belakang RH retak, maka selama tiga hari pasien menginap di ruang ICU guna pemulihan kondisi pasien sebelum dikakukan tindakan operasi.
Awalnya pada 24 Desember 2019, pasien RH masuk UGD RS Eshmun, adanya rujukan dari RS Wulan Windi tanpa ada BPJS Kesehan, bahkan pihak rumah sakit tidak ada meminta deposit untuk biaya perawatan dan tetap memberikan pelayanan kepada pasien.
"Saat masuk ruang ICU, pasien dalam kondisi tak sadarkan diri, karena ada benjolan di kepala pasien yang menurut orang tua pasien akibat terjatuh dan terbentur dari tempat tidur," ujar dr Handika.
Setelah dilakukan pelayanan perawatan dengan baik selama di rumah sakit dengan memberikan pelayanan kamar kelas 3, akhirnya pasien tersebut saat ini kondisinya sudah membaik dan rencananya hari ini sudah boleh kembali ke rumahnya.
“Kalau memang ada pasien miskin yang masuk ke rumah sakit ini pasti akan kita bantu karena pihak RS sudah ada kerja sama dengan sejumlah yayasan guna memberikan bantuan sosial bagi pasien warga miskin tersebut,” sambung Ria.
Terpisah, Rico Harapan Simanjuntak orang tua pasien yang dihubungi via nomor ponselnya mengucapkan terima kasih kepada perusahaan yang berkantor di Jalan Kartini Medan yang telah menebus biaya perobatan anaknya selama dirawat di rumah sakit sekitar Rp 9.450.000.
"Memang benar saya pernah mengucakan akan menjual ginjal untuk menebus biaya perobatan RH, namun belum sempat menjual ginjal ada dermawan yang prihatin membantu menanggulangi biasa pe perobatan RH di rumah sakit," ujarnya.