Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Batu cadas yang terjal dengan tantangan panjat yang cukup berat, di kawasan Sampuren (air terjun) Sikulikap, Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Sumatra Utara. Menjadi lokasi pilihan latihan, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Karo.
Disiplin calon altit dalam melakukan latihan rutin di medan berat dengan kemiringan 90 derajat. Diyakini sebagai salah satu langkah awal untuk barometer kesuksesan FPTI Karo di masa mendatang. Upaya untuk menaklukkan tebing, bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan latihan keras.
“Panjat tebing adalah olah raga ekstrim. Standarisasi berlatih mulai dari peralatan, pelatihan skill, disiplin, dan kesehatan harus benar-benar dijaga, resikonya tinggi”, ujar Ketua FPTI Kabupaten Karo, Taufik Ramadhan Wijaya didampingi Riza Mbako kepada medanbisnisdaily.com, Senin (13/1/2020).
Menurut Taufik, pemilihan lokasi latihan panjat tebing dekat jatuhnya air terjun Sikulikap merupakan bagian dari perjalanan panjang sejarah panjat tebing di Kabupaten Karo. Sejak lama para pecinta alam, khususnya pencinta oleh raga panjat tebing di Sumut. Sedari dahulu sudah mulakukan latihan dan uji nyali di lokasi tersebut.
“Hanya saja ketika kawasan ini tidak terawat, aktivitas panjat tebing pun lama terhenti. Sejak dibenahi dan dikemas oleh Ardian dan Kristian selaku perpanjangan tangan Dinas Kehutanan Provsu yang bekerjasama dengan UPT Balai Tahura Bukit Barisan, kami juga mulai melakukan perbaikan hanger (cantolan,red). Dan hasilnya saat ini, sudah dapat kembali digunakan”, ujar Taufik.
Saat ini sasaran FPTI Karo dalam menjaring atlit adalah generasi muda/pelajar. Pemuda-pemudi pelajar dianggap masih memiliki banyak waktu luang dan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjadi atlit berprestasi. Terlebih Kabupaten Karo yang berada dikawasan pegunungan dan memiliki banyak lokasi panjat tebing yang ekstrim, sudah seharusnya memiliki atlit berprestasi.
“Lokasi panjat di sekitar Sampuren Sikulikap memang berat. Tetapi berlatih di tempat yang ekstrim menjadikan pemanjat tidak manja. Tidak gampang menyerah, selalu berfikir untuk menaklukkan. Bagaimana cara dan dimana celah untuk dapat naik ke tempat yang lebih tinggi, itulah pola pikir yang ingin kita sampaikan kepada calon atlit, tanpa mengabaikan keselamatan”, papar Taufik.
Menurut Taufik, walau baru setahun mereka menjabat sebagai pengurus baru namun pada tahun 2019 lalu, FPTI Karo sudah dua kali mengikuti kejuaraan. Pada Kejurda di Stadion Mini Jalan Pancing, tim mereka memperoleh mendali perunggu. Kejurnas di Mako Brimob Medan, Tim FPTI Karo mendapat 10 besar. Rencananya FPTI Karo juga akan mengikuti Mapala Unimed Wall Climbing Competition 17-19 Januari 2020 mendatang.