Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tingkat hunian (okupansi) hotel di Sumatra Utara (Sumut) tahun ini diperkirakan bakal tetap akan dipengaruhi harga tiket pesawat yang masih mahal. Pasalnya, jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik akan sangat tergantung pada harga tiket pesawat.
"Sekarang harganya masih mahal. Jadi jika tetap seperti itu, maka akan berdampak terhadap tingkat hunian hotel. Bisa jadi menurun. Karena wisatawan yang diharapkan bisa mendongkrak kinerjanya. Tapi jika harga tiket mahal, tentu bisa saja huniannya sepi terutama di kawasan wisata," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Utara (Sumut), Deni S Wardhana, Rabu (29/1/2020).
Deni mengatakan, semua stakeholders memang perlu 'duduk' untuk bisa membangun industri pariwisata di Sumut. Karena semua pelaku usahanya saling terkait, maka perlu mencari solusi yang tepat. Apalagi dengan permasalahan tiket yang cukup mahal saat ini, maka maskapai juga harus digandeng.
"Harus sama-sama memikirkan bagaimana agar Sumut khususnya Danau Toba makin sering dikunjungi wisatawan. Untik itu, apa yang harus dibuat, bentuk acaranya yang bagaimana hingga persiapannya. Bahkan, perlukah para stakeholders bikin paket khusus untuk mendatangkan wisatawan? Ini harus dibicarakan. Karena jika terus seperti sekarang, maka pelaku industri pariwisata akan kesulitan, bukan hanya PHRI saja," kata Deni.
Meski untuk hunian hotel masih bisa disokong oleh MICE, tapi ini mungkin hanya untuk hotel-hotel di Medan dan sekitarnya. Sementara untuk di kawasan wisata, tetap berharap dari kunjungan wisatawan. Karena itu, persoalan tiket mahal ini harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Karena dampaknya terhadap industri pariwisata cukup besar.