Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Komisi IV DPR RI dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian (Kementan) mempertanyakan program Pasar Tani dan juga Toko Tani Indonesia yang diadakan untuk menstabilisasi harga pangan terutama bahan pokok. Salah satunya Anggota Komisi IV Suhardi Duka dari fraksi Demokrat.
Menurut Suhardi, tugas Kementan bukanlah stabilisasi harga, melainkan menjaga ketersediaan pangan dengan memaksimalkan produksi dalam negeri.
"Saya kira kalau persoalan harga itu adalah mekanisme pasar dan juga diatur oleh Kemendag. Saya kira terlalu jauh tangannya Kementan untuk mengatur harga di pasar. Begitu juga dengan operasi pasar ada Bulog. Tugas Kementan itu memastikan pangan tersedia, bibit ada, ditanam oleh petani, kemudian panen ada. Itulah ketersediaan pangan," kata Suhardi dalam rapat kerja virtual dengan Kementan, Kamis (16/4/2020).
Menanggapi kritik Komisi IV, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyinggung Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto soal stabilisasi harga pangan. Menurut Syahrul, langkah yang dilakukan pihaknya melalui Pasar Tani perlu dilakukan untuk menjaga posisi harga komoditas pangan agar tak anjlok atau pun melambung terlalu tinggi.
"Kalau saya menunggu dari Menteri Perdagangan untuk mengatur stabilisasi harga, harga akan jatuh. Oleh karena itu Pasar Tani itu bukan pasar baru. Kita mengenergikannya," tegas Syahrul.
Ia menuturkan, dengan bekerja sama dengan sejumlah start up yang memasarkan produk pertanian, maka ketersediaan bahan pokok maupun produk pertanian lainnya dapat dilaksanakan secara merata. Sehingga stabilisasi juga bisa dilakukan tak hanya pada 11 komoditas pangan pokok.
"Dan pasar tani tidak sampai di sayur. Oleh karena itu kami bekerja sama dengan start up yang sudah sampai ke sayur. Pasar Tani itu hanya 11 komoditas itu Pak. Dan itu hanya bisa menstabilisasi antara harga yang ada, yang bisa bermain menjadi besar," urai Syahrul.
Syahrul juga mengungkit soal harga gula yang melambung dari harga acuannya Rp 12.500/kg. Ia mengakui, dalam stabilisasi harga ini bukanlah tugas Kementan, namun pihaknya terpaksa turun ke lapangan agar kenaikan harga ini tak terjadi lama.
"Saya habis cek di Aceh masih Rp 19.000/kg. Padahal di sana ada beberapa pabrik gula yang sudah mulai produksi. Untuk Anggota DPR yang sudah menyampaikan termasuk Aceh saya akan kontrol. Mungkin dalam 2-3 hari ini kita bisa lihat seperti apa yang ada. Intervensi ini mestinya bukan Menteri Pertanian bapak pimpinan. Tapi kalau ini kita biarkan akan bersoal," pungkas dia. dtc