Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Akibat kurangnya informasi dan sosialisasi soal dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kelurahan Komat III, Kecamatan Medan Kota untuk warga terdampak Covid-19, membuat puluhan warga Lingkungan 13 dan 17, mendatangi Kantor Lurah Komat III, Kecamatan Medan Kota, Senin (8/6/2020).
Kedatangan warga ini ingin meminta penjelasan dari Kepala Kelurahan, Kota Maksum III, Kecamatan Medan Kota secara detail bagaimana sebenarnya proses pendataan untuk bisa mendapatkan dana BLT kelurahan senilai Rp 600 ribu perbulan (April, Mei dan Juni), karena selama ini menurut warga, mereka tak pernah mendapatkan informasi akurat baik dari pihak kelurahan maupun kepling (kepala kepling). Bahkan ada yang sudah keluar datanya di (Aplikasi SIK Ing) dataku. Tapi belum menerima.
“Kondisi ini tidak akan terjadi kalau memang aparat pemerintah seperti kepling, lurah dan camat, benar-benar melakukan pendataan terhadap warganya. Makanya, camat dan lurah harus tegaslah memerintahkan jajarannya melakukan pendataan, data itu warga kalian. Dan kepling jangan cuma makan gaji buta aja,” kata Ikhlas dan Supariono (66) warga Lingkungan 17, Kelurahan Komat III, Kecamatan Medan Kota saat menyampaikan aspirasi di Aula Kantor Lurah Kel Komat III. Kecamatan Medan Kota.
Sementara itu, Lurah Komat III, Mirna Siregar ketika dikonfirmasi wartawan menjelaskan, mengaku ada miskomunikasi atau kinerja keplingnya yang tidak benar
"Di sini saya berharap bagi warga yang belum terdata untuk dalam BLT atau BST akan kami coba data ulang kembali," ujarnya.
Mengenai ada warga yang belum menerima dana BST, tetapi datanya sudah keluar di aplikasi SIK, Ing Dataku, salah satunya, Supariono (66) warga Jalan Utama, Gg Tengku Yunan, Link 17, Kota Maksum III, Kecamatan Medan Kota hingga mensinyalir pembagian sembako maupun BLT yang diberikan pemerintah melalui kelurahan tebang pilih, tidak ada pemerataan sama sekali, Mirna menjawab akan melakukan pendataan ulang
"Begitu juga bagi warga yg tidak terdata dalam pembagian beras dari pemerintah akan kita data secara kolektif, sehingga nantinya tidak ada lagi yang merasa dirugikan atau yang tidak mendapat bantuan beras tersebut," kilahnya.
Sementara, Jumirin (81) yang akrab dipanggil Ayah ini mengaku paling kurang puas dengan kinerja aparat Kelurahan Komat III ini. Sebab, dalam situasi pandemi Covid-19 ini seharusnya pihak kelurahan jangan pilih kasih dalam bantuan apa pun bentuknya.
"Karena semua warga Indonesia dalam Covid-19 ini terkena dampaknya. Tidak dilihat dari kaya miskinnya orang. Harapan Ayah, lurah harus transparan dalam hal ini. Karena kalau tidak ditanggapi aspirasi warga ini, mungkin dengan warga yang lebih besar akan kembali mendatangi Kantor Lurah Komat III, Camat dan Kantor Walikota," kata Ayah Jumirin.