Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbinisdaily.com-Taput. Bupati Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, Nikson Nababan memastikan makhluk misterius yang menghisap darah ternak warga di Kecamatan Siborongborong hingga ratusna ekor mati adalah binatang buas. Ia menepis makhluk misterius yang belum diketahui jensinya itu ada kaitannya dengan mistis.
"Menyikapi kasus kematian ternak yang terjadi Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborong-borong, sesuai informasi Kapolres bersama tim Puslabfor Polda Sumatra Utara dengan hasil temuan di lapangan, bahwa kejadian ini bukan mistis," jelas Bupati dalam keterangan persnya usai memimpin rapat bersama Wakil Bupati Taput, Sarlandy Hutabarat; Dandim 0210/TU, Agus Widodo; Kapolres Taput, Jonner Samosir, Kajari Tatang Darmi, Ketua DPRD Taput Poltak Pakpahan, Ketua Pengadilan Negeri Zefri Mayeldo Harahap, di kantor bupati, Taurutung., Kamis (25/6/2020).
"Sekali lagi saya jelaskan, murni adalah ulah binatang buas. Selanjutnya kita akan tetap melaksanaan pemburuan dengan membuat jebakan dan pemantauan melalui pemasangan cctv di sekitar lokasi," tandas Nikson.
Kejadian itu, kata putera Siborongborong itu, sudah pernah terjadi pada 2017, 2018 dan 2019, namun tidak dilaporkan para peternak kepada pemerintah.
"Kita harapkan, masyarakat tetap waspada dan tetap melakukan pemburuan. Kalau ada korban hewan baru segera melaporkan kepada pemerintah dan TNI-Polri," ujarnya.
Nikson juga mengimbau agar penyebab kematian ternak ini jangan dikaitkan lagi dengan mistis, apalagi unsur kriminalitas. "Ini murni binatang buas. Kita akan upayakan sampai binatang buas ini tertangkap dan dimusnahkan, sehingga masyarakat dapat kembali nyaman untuk melakukan aktifitas terutama untuk beternak," tandas Bupati.
Analisa Labfor
Dilaporkan, AKP Rafles Tampubolon dari Bidang Labfor Polda Sumut yang telah turun bersama Polres Taput menjelaskan, penyebab kematian ternak tersebut adalah murni ulah binatang buas.
"Saat peninjauan TKP kami melihat ada pola kerusakan kandang sebagai jebakan dengan tarikan dan dorongan dari bawah tanah. Kami juga investigasi para peternak termasuk warga sekitar, mereka mengatakan melihat hewan mirip anjing," paparnya.
Dari sana, papar Rafles, disimpulkan bahwa pelaku pembantaian terhadap ternak adalah binatang buas mirip seperti anjing namun lebih besar dari anjing pada umumnya. "Kesimpulan ini juga sesuai dengan hasil analisa kami dari foto-foto untuk melihat pola cakaran dan koyakan pada bangkai hewan yang mati. Selanjutnya BKSDA nanti yang akan menyimpulkan hewan apakah itu, kita juga telah berkoordinasi dengan mereka (BKSDA) terkait benda diduga rambut dan jejak kaki," terang Rafles.