Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan ngerinya kondisi ekonomi Indonesia yang dihantam virus Corona. Dia menilai tidak ada diskriminasi di tengah wabah, semua sektor terkena pil pahitnya.
"Tidak ada diskriminasi dalam COVID, semua sektor kena," ungkap Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam acara peluncuran penjaminan kredit korporasi yang disiarkan live di YouTube, Rabu (29/7/2020).
Lebih lanjut, Sri Mulyani memaparkan wabah Corona telah mempengaruhi sisi permintaan maupun penawaran masyarakat. Dari segi permintaan, konsumsi masyarakat terpukul karena banyak masyarakat kehilangan pendapatan karena di-PHK.
Begitu juga perusahaan, banyak yang konsumsinya menurun karena kinerja perusahaan turun. Beberapa di antaranya bahkan tak bisa melakukan kegiatan perekonomiannya karena ada pembatasan sosial.
"COVID-19 mempengaruhi sisi demand dan supply. Dari demand konsumsi masyarakat sebesar 57% sangat terpukul. Karena pendapatan masyarakat mengalami penurunan akibat kena PHK. Kinerja perusahaan pun menurun, ada juga yang nggak bisa gerakkan kegiatan ekonominya karena ada pembatasan sosial," papar Sri Mulyani.
Dari sisi penawaran banyak juga perusahaan yang mengalami pukulan dalam melakukan produksinya, ataupun menawarkan produksi barang dan jasanya. Sri Mulyani menjabarkan banyak unit usaha terpaksa tutup.
"Dari sisi supply side banyak perusahaan yang alami dampak pukulan luar biasa. Toko tutup, mal tutup, restoran tutup, hotel tutup, industri manufaktur tutup," ungkap Sri Mulyani.
Kini dia mengatakan pemerintah sedang fokus untuk memulihkan ekonomi dengan cara melakukan belanja pemerintahan. Pemerintah sendiri sudah menganggarkan Rp 697 triliun anggaran untuk melakukan penanganan COVID. Ratusan triliun ini akan digunakan ke penanganan sektor kesehatan hingga pemulihan ekonomi.
"Di bidang ekonomi, kita terus menerus upayakan agar sisi supply dan demand kita coba pulihkan, Pak Menko sampaikan kita fokus akselerasi belanja pemerintah, penanganan COVID itu Rp 697 triliun," jelas Sri Mulyani.(dtf)