Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tebing Tinggi. Adaptasi kebiasaan baru (AKB) diterapkan mutlak oleh Gereja Betel Indonesia (GBI) yang berada di jalan Sutoyo Tebing Tinggi (STT), dengan mengurangi kapasitas jemaat yang beribadah di gedung gereja, dengan mengurangi kapasitas 90 orsng jemaat per gelombang ibadah dari seharusnya kapasitas 300, dimulai hari ini, demikian disampaikan Pendeta Dr Yan Parangan MTh sebagai pendeta gembala, didampingi Pendeta Alman Sianturi sebagai wakil gembala usai ibadah gelombang ke 2 pukul 10.30, Minggu (2/8/2020) di Tebing Tinggi.
Menurutnya, penurunan jumlah per sekali ibadah ini untuk memulai pola AKB yang dicanangkan pemerintah pusat untuk mengatasi klaster baru penangulangan Covid 19, ujarnya.
Namun, kami meningkatkan frekwensi ibadah menjadi 6 x dalam seharinya, dimulai gelombang pagi masuk pukul 08.00--09.00 WIB, kemudian masuk pukul 09.30-10.30 WIB, disusul ibadah pukul 11.00-12.00 WIB, ujar Parrangan.
Gelombang sore masuk pada pukul 15.00-16.00 WIB, kemudian ibadah berbahasa Batak masuk 16.30-17.30 WIB, diakhiri ibadah malam jam 18.00-19.00 WIB. Tiap usai satu gelombang dilakukan penyemprotan disinfektan, sebelum kembali beribadah, ujarnya.
Wakil gembala Pendeta Alman Sianturi menyampaikan pola Adaptasi Kebiasaan Baru ini dijakankan sesuai petunjuk protokoler penangulangan Covid 19. Misalnya bila berada dilingkungan gereja di wajibkan memakai masker. Bahkan sebelum beribadah malah wajib mencuci tangan dengan sabun yang disediakan di wastapel.
Kemudian diilakukan pemeriksaan dengan thermometer guns untuk mengkur suhu tubuh serta diakhiri oleh penyemprotan ke tsngan dengan hand sanitizer, dilakukan kepada tiap orang, ujarnya.
Sambungnya lagi, secara khusus untuk ibadah sekolah minggu belum diadakan, karena kita belum siap untuk melakukannya, tandas wakil gembala ini.