Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tebing Tinggi. Kemeriahan menyambut Tahun Baru Imlek Tahun 2574/2024 semakin terasa saat memasuki Kota Tebing Tinggi, yang berlokasi sekitar 75 km dari Kota Medan.
Salah seorang tokoh pemuda Kota Tebing Tinggi, Sandy, mengatakan, gantungan lampion khas Imlek warna merah dan hiasan lainnya saling melengkapi khususnya terlihat di vihara ataupun kelenteng.
Menurutnya, sebagian warga Kota Tebing Tinggi juga menghiasi rumah-rumahnya dengan lampion khas Imlek. Suasana itu dapat ditemui di banyak lokasi hingga ke gang-gang.
BACA JUGA: Pj Gubsu Hassanudin Hadiri Acara Sambut Tahun Baru Imlek 2575 Keluarga Besar Tionghoa Sumut
Seperti di Vihara Mahadana dan Budi Dharma Foodcourt, persimpangan Jalan Veteran-Jalan Senangin, tampak lampion memenuhi wilayah tersebut.
Di inti Kota Tebing Tinggi, mayoritas penduduknya merupakan etnis Tionghoa. Namun, di persimpangan lampu merah belum terlihat adanya lampion yang terpasang.
Sandy berharap Imlek tahun ini dapat menampilkan keindahan kota dan lebih meriah.
BACA JUGA: Sambut Imlek, INTI Labuhanbatu Bagikan Ratusan Paket Baksos
"Saya asli lahir di Tebing Tinggi, saya berharap Imlek tahun ini lebih meriah dari sebelumnya, apalagi 2 tahun lalu kita dilanda Covid, suasana Imlek sempat pudar pada saat itu," ujar Sandy kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (8/2/2024).
Politisi PDI Perjuangan ini berharap pemerintah kota (Pemko) turut memperhatikan perayaan budaya Tionghoa. Menurutnya, banyak tradisi Imlek yang sirna di Kota Tebing Tinggi.
"Kalau bisa, Pemko ikut andil dalam perayaan Imlek. Biar menjadi kota toleransi. Karena sudah banyak tradisi Imlek sirna di Tebing Tinggi, seperti salah satunya raon becak," katanya.
BACA JUGA: Jelang Tahun Baru Imlek, Musim Mas Salurkan 350 Paket Sembako Gratis
Pemko Tebing Tinggi ke depan, kata Sandy, diharapkan turut memasang lampion perayaan Imlek di wilayah inti kota.
"Pengadaan lampion Imlek dapat dianggarkan di DPRD dan disahkan Walikota. Pemerintah dan seluruh stakeholder harus memperhatikan tradisi budaya semua suku dan agama," ungkapnya.
Festival Musim Semi
Sandy juga menjelaskan secara singkat sejarah Imlek. Diketahui, dalam tradisi leluhur di Tiongkok, Tahun Baru Imlek berarti Festival Musim Semi.
Festival ini berlangsung turun-temurun dan menjadi tradisi yang mengakar. Masyarakat Tiongkok yang sebagian besar bekerja sebagai petani, menyambut musim semi dengan harapan dan semangat baru sehingga merayakan dalam bentuk festival dan penuh kemeriahan.
BACA JUGA: Rayakan Imlek, Komunitas Satu Hati Bersama Warga Tionghoa Silaturahmi ke Musa Rajekshah
Penanggalan Imlek berasal dari dua kata, yakni Im atau penanggalan dan Lek atau bulan sehingga penanggalan Imlek adalah penanggalan berdasarkan peredaran bulan. Perayaan penanggalan Imlek sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan turun-temurun hingga kini.
Bagi warga Tionghoa yang masih mempertahankan tradisi leluhur, mereka selalu merayakan tahun baru bersama keluarga. Mereka yang berada di perantauan akan untuk pulang kampung bertemu orang tua dan keluarga besarnya.
Mereka berkumpul dan makan bersama dalam ritual keluarga saat siang atau sore hari sebelum tibanya malam pergantian tahun.