Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Hutama Karya (Persero) mengoptimalisasi penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2020 dengan total Rp 11 triliun untuk perekonomian Sumatera. Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan pengoptimalan itu dilakukan melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
"Kami memegang teguh amanah dan kepercayaan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Hutama Karya. Melalui PMN dengan total Rp 11 triliun di tahun 2020 ini, kami gunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS demi memajukan perekonomian Indonesia." ujar Fauzan dalam keterangan tertulis, Senin (10/8/2020).
Menurutnya, Sumatera menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama Sumatera saat ini berfokus pada kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan dan besi baja juga kian mendorong perekonomian Sumatera.
"(Oleh karena itu), tersambungnya JTTS nanti mulai dari Lampung hingga Banda Aceh kami harapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya, sehingga Sumatra dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas (infrastruktur)," terang Fauzan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan konektivitas di Sumatera perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai.
"Hadirnya infrastruktur jalan di Sumatera akan banyak memberikan dampak positif kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Sebagai contoh kelapa sawit, tingkat produksi Crude Palm Oil (CPO) ini sangat bergantung pada waktu tempuh karena kualitas Tandan Buah Segar (TBS) akan menurun dalam 48 jam setelah pemetikan," ungkapnya.
"Namun dengan adanya JTTS, waktu tempuh menjadi singkat sehingga mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas tak hanya kelapa sawit namun sumber daya alam lainnya." imbuh Fauzan.
Sementara itu, keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera juga telah memberikan dampak tersendiri bagi para pengguna jalan tol. Salah satunya yakni seorang pedagang buah di Lampung yang mengirimkan dagangannya ke Jakarta, Karso Sumito yang menyampaikan bahwa sejak adanya tol ruas Bakauheni-Terbanggi Besar telah memberikan kemudahan baginya.
"Barang dagangan harus sampai cepat ke konsumen agar bisa dinikmati selagi masih segar, dulu sebelum ada tol sebagian besar dagangan bisa rusak karena faktor jalan yang rusak belum lagi cuaca yang tidak mendukung. Namun kini, serba cepat. Keuntungan juga meningkat," ujar Karso.
Tak hanya pengguna jalan tol, Pengamat Transportasi Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Prof. Sofyan M. Saleh menyampaikan keberadaan tol ini sangat dinantikan oleh masyarakat utamanya di Aceh.
"Jika Tol Sigli-Banda Aceh nantinya terhubung akan mempermudah akses menuju tempat-tempat strategis di Aceh. Masyarakat yang paham akan waktu tempuh akan melihat keberadaan jalan tol sebagai sebuah karya yang sangat bermanfaat," terang Sofyan.
Sebagai salah satu BUMN Konstruksi, Hutama Karya yang kini telah resmi menerima PMN sebesar Rp 11 triliun di tahun 2020 berjanji akan mendukung program-program pemerintah Indonesia melalui sektor pembangunan infrastruktur demi terwujudnya kesejahteraan serta kemajuan bangsa Indonesia.
Adapun hingga saat ini, perseroan telah menjalankan amanah pemerintah dengan membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±771 KM dengan 368 KM ruas tol yang telah beroperasi secara penuh, di antaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 & 3 (17 Km), ruas Bakauheni - Terbanggi Besar (140 Km), ruas Palembang - Indralaya (22 Km), ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (189 Km).(dtf)