Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com. Labura. Hendri Yanto Sitorus SE atau yang akrab disapa HYS, merupakan putra sulung Bupati Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), H Kharuddin Syah SE. HYS akan maju di pilkada Kabupaten Labura pada Desember 2020 mendatang berpasangan dengan Samsul Tanjung ST MH.
Dikarenakan anak Bupati, tidak jarang HYS dituduh mendompleng nama besar ayahnya. Bahkan, HYS dituding akan menerapkan kepemimpinan ala 'dinasti' di kabupaten yang saat ini berusia 12 tahun itu.
"Belakangan ini, beberapa opini liar yang dikemas secara 'ilmiah' hendak membanding-bandingkan sosok Hendri Yanto Sitorus (HYS) dengan Bobby Nasution (BN) pada kontestasi pilkada serentak 2020. Sama-sama muda, sama-sama kandidat pilkada dan sama-sama mendompleng nama orang tua. Persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar bahkan bukan sebuah perbandingan yang fair atau 'apple to apple'," kata pengamat politik Labura, Anggra Prasetya Ritonga, kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (16/8/2020).
Anggra yang pernah menjabat sebagai Direktur Ikatan Alumni SMA Negeri Plus Matauli (IKAMA) Leadership Institute itu menilai sosok HYS telah melewati berbagai proses politik.
"HYS dengan tagline 'HEBAT' dikabarkan akan maju pada pilbup Labura 2020 nanti. Sedangkan BN digadang-gadang akan maju pada pilwakot Medan 2020. Terlepas lawan-lawan politiknya melihat HYS diuntungkan dalam kapasitasnya sebagai 'Putra Mahkota', suka atau tidak suka harus diakui, HYS telah melewati semua proses politik yang ia butuhkan untuk menunjang karirnya di masa depan. Meski tidak kita pungkiri, ada peran besar Sang Ayah di balik perjalanan politik HYS," jelas Anggra.
Menurut Anggra, HYS memulai karir politiknya sebagai anggota DPRD Kabupaten Labura selama 2 periode, 2014-2019 dan 2019-sekarang. HYS juga masuk dalam jajaran pengurus inti beberapa ormas penting yang ada di Sumut dan Labura, seperti Bendahara Karang Taruna Sumut, ketua KNPI Labura, ketua Kwarcab Pramuka Labura dan lain-lain.
"Bahkan jauh-jauh hari HYS telah menanamkan pengaruh dan kiprahnya di masarakat lewat program bedah rumah, mobil pembersih mesjid keliling dan ambulan gratisnya. Wajar, jika hari ini HYS merasa 'pede' untuk maju pada pilbup Labura nanti," jelasnya.
"Bandingkan dengan BN. Saya belum pernah mendengar kiprah dan pengaruh politiknya di masyarakat. Soal karir dan pengalaman politik, BN jauh tertinggal darui HYS," tambah Anggra lagi.
Sebagai catatan, lanjutnya, bahwa pada pilpres 2019 lalu, Jokowi kalah telak di kampung halaman BN. Sebuah indikasi bahwa seorang BN tidak punya pengaruh apapun di mata masyarakat Sumut terlebih-lebih di kampung halamannya sendiri, Mandailing Natal.
"Di sinilah perbedaan yang paling mendasar dari kedua sosok muda ini. HYS dengan 'keistimewaan' status yang ia miliki, ia tetap harus menjalani proses politik sebagaimana mestinya. Sedangkan BN yang sama sekali minim jam terbang dan pengalaman politik, ujuk-ujuk mencalon Wali Kota Medan. Aji mumpung, semata-mata hanya mendompleng nama sang mertua," jelasnya.