Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Anggota Komisi VII DPR Fraksi Gerindra Mulan Jameela mempertanyakan beda harga vaksin Corona. Menurut Mulan, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan harga vaksin US$ 5 sampai US$ 30.
Sementara, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro berdasarkan perkiraan Lembaga Eijkman harganya US$ 5 per dosis.
Merespons hal tersebut, Bambang mengatakan, vaksin sendiri hingga saat ini belum ada. Sehingga, harganya pun masih bersifat perkiraan.
"Mengenai biaya vaksin yang diangkat Ibu Mulan misalkan memang karena vaksinnya sendiri belum ada, artinya belum sampai pada sesuatu yang bisa dipakai maka harganya masih bersifat perkiraan atau masih dalam bentuk range," katanya di Komisi VII DPR Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Dia bilang, harga vaksin tergantung yang memproduksi vaksin itu. Bambang kemudian menyoroti ramainya pihak-pihak yang ingin memproduksi vaksi.
"Kalau sudah ada menemukan pasti akan high demand karena high demand otomatis harga menjadi tinggi," katanya.
Lanjut Bambang, Amerika Serikat (AS) sendiri berupaya menguasai produsen vaksin, bahkan sampai Eropa.
"Dan itu sudah dilakukan Amerika itu sudah tanda petik mengijon vaksin-vaksin 3 atau 4 pabrik yang mayoritas di Eropa, bahkan ada pabrik di Prancis yang langsung diijon 'Pokoknya kamu harus bikin sekian juta untuk Amerika'. Bahkan Prancisnya sendiri sampai kebingungan karena dia sendiri belum akses ke pabrik yang di Prancis," paparnya.
Bambang sendiri tak ingin tergantung dengan vaksin dari luar negeri. Maka itu, ia berharap dengan adanya Vaksin Merah Putih.
"Kita tidak ingin nantinya harga vaksin terlalu tinggi kalau kita sangat tergantung vaksin luar. Makanya unsur kemandirian Vaksin Merah Putih kita kedepankan supaya harga yang dibayar lebih wajar," ungkapnya. dtc