Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Pengurus Besar Lembaga Kebudayaan Pakpak (PB-LKP) Kabupaten Dairi periode 2019-2024 resmi dilantik. Acara bertempat Gedung Nasional Djauli Manik, Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang, Senin (16/11/2020). Pengurus PB-LKP yang dilantik, yakni Ketua Umum Raja Umar Ujung, Sekretaris Eben Pegagan Parsaoran Manik dan Bendahara Nurlinda Angkat.
Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu yang hadir dalam kegiatan tersebut mengucapkan selamat dan sukses kepada pengurus yang baru dilantik.
Disebutkannya, suku Pakpak merupakan suku asli Kabupaten Dairi dan bagian dari suku bangsa yang tersebar diseluruh tumpah darah Indonesia, khususnya Sumatera Utara dan Aceh.
Menurut Eddy Berutu, suku Pakpak merupakan suku yang penuh toleransi dan agak berbeda dengan kabupaten lain sekitar Danau Toba. Sejak dari dulu suku Pakpak sudah menerima suku-suku lain, baik itu pedagang dan perantau.
“Bahkan mereka memiliki tanah dan lahan yang diberikan nenek moyang kita, sehingga tumbuh bersama-sama dan kita saling bersaudara karena saling menikah dan mempunyai keturunan,” ucapnya.
Kepada pengurus yang baru dilantik, Eddy Berutu berharap agar tetap berkomitmen mempunyai sosial yang tinggi dalam memajukan dan membesarkan budaya Pakpak, sehingga tetap relevan dan kuat ditengah-tengah perubahan dan teknologi yang cukup cepat. Bisa menjadi lentera bagi generasi ke generasi suku Pakpak.
“Saya juga mohon kepada pengurus yang dilantik untuk bisa membantu program Pemkab Dairi, karena tanpa bantuan dari saudara-saudara dan tokoh-tokoh sangat sulit kami bekerja,” ungkapnya.
Sementara Ketua Umum Raja Umar yang baru dilantik menyampaikan, budaya suku Pakpak menjadi bagian budaya bangsa Indonesia yang tidak kalah indahnya dengan budaya dan suku lain di Indonesia.
Namun, dari penjelasan orang tua dan ahli sejarah. Akibat penjajahan Belanda budaya Pakpak mengalami masa-masa kelam, dimana saat itu telah terjadi upaya pemusnahan terhadap budaya Pakpak secara sistematis bertahun-tahun dan ini menyebkan budaya Pakpak termarjinalkan bahkan hampir punah.
“Selama 40 tahun penjajahan Belanda di tanah Pakpak, masyarakat Pakpak tidak diperkenankan dan dilarang melaksanakan kegiatan rakyat dan lainnya untuk menunjukan akar budaya. Banyak tokoh dan seniman Pakpak yang ditangkap dan terbunuh saat melakukan perlawan terhadap penjajah,” sebutnya.
Disisi lain kata Umar, rumah-rumah adat, benda-benda pusaka, tulisan-tulisan yang dibuat pada kulit kayu dan hewan yang berisi sejarah dan silsilah atau kesenian Pakpak serta alat-alat kesenian yang digunakan dalam kegiatan adat, sebagian besar dimusnakan dan dirampas oleh penjajah.
Sehingga proses pembelajaran baik tentang adat istiadat maupun kesenian kepada generasi penerus tidak berjalan atau tidak terlaksana dengan baik. Sebagian suku Pakpak telah kehilangan jati diri dan rasa percaya diri bahkan banyak tidak mengakui dan mengetahui latar belakangnya sebagai suku pakpak dan banyak yang telah mengganti marganya.
“Ini sangat mempengaruhi personality suku Pakpak, sehingga mengakibatkan secara individu sumber daya manusia suku pakpak saat ini jauh tertinggal dari suku-suku yang lain,” ungkapnya.
Dengan dukungan dari pemerintah, khususnya Pemerintah Dairi dan Pemerintah di wilayah 5 suak, masyarakat Pakpak harus bangkit dan lahir baru (reborn), dengan pemikiran positif dan konstruktif memiliki kebanggan kepada jati diri dan memiliki harga diri yang tinggi untuk kemajuan kearah yang lebih baik.
Umar juga berkeinginan dan berharap masyarakat yang berdiam di tanah Pakpak terlebih suku Pakpak dimanapun berada agar dapat bersatu padu mengawal dan melestarikan budaya Pakpak dengan moto “Sada Kata, Sada Arih, Asa Dapet Perolihen”.
“Jangan ada upaya untuk memecah belah kita, khususnya suku Pakpak, mari kita jadikan LKP sebagai wadah menyalurkan aspirasi dan kreasi serta ide yang positif dan konstruktif demi kemajuan bersama. LPK terbuka bagi siapa saja,” terangnya.
Ditambahkannya, PB-LKP siap mendukung program Pemerintah Dairi dengan visi Dairi Unggul.