Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah bersama para pemangku kepentingan bekerjasama agar dapat keluar dari tekanan yang muncul karena pandemi virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Lewat berbagai program yang diadakan, pemerintah juga berupaya untuk memulihkan perekonomian nasional.
Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 695,2 triliun untuk memulihkan ekonomi dan kesehatan. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 123,46 triliun dialokasikan untuk menyokong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam bentuk program subsidi bunga, penjaminan kredit, relaksasi pajak, dan bantuan produktif. Sektor UMKM juga merupakan salah satu sektor yang mendapat anggaran tertinggi.
Pemerintah juga turut melakukan pendampingan bagi pengelolaan usaha, sumber daya manusia, sarana prasarana, termasuk memfasilitasi digitalisasi UMKM. Digitalisasi UMKM sebetulnya merupakan agenda besar pemerintah untuk melakukan pemulihan juga transformasi ekonomi digital.
Terhadap UMKM konvensional yang selama ini lebih banyak bertransaksi secara tradisional, bertatap muka baik dengan konsumen maupun penyedia bahan baku, digitalisasi akan sangat membantu di masa pandemi ini. “Sekarang salah satu cara bertahan di saat pandemi adalah digitalisasi. Dengan bertransformasi secara digital, hubungan dengan konsumen maupun dengan penyedia bahan baku bisa dilakukan," ujar TM Zakir Machmud, Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia dalam acara Dialog Produktif bertema “Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (18/11/2020).
Langkah digitalisasi proses bisnis pelaku UMKM, terutama yang masih asing dengan perkembangan teknologi, masih sulit karena terbentur pola pikir pelakunya sendiri. “Jadi walaupun kita bicara digitalisasi, kita tetap harus melakukan pendampingan. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melalui training, coaching, gathering, dan konsultasi. Intinya UMKM harus mempersiapkan diri ke arah digitalisasi”, ungkap Zakir.
Head of Sales Wahyoo start up aplikasi bagi usaha warung makan , Triatmojo Suprasetyo juga mengakui jika saat ini, segala aspek tengah bertransformasi ke arah digitalisasi untuk menjawab lanskap perubahan akibat pandemi COVID-19. “Dukungan digitalisasi khususnya pada warung-warung makan berimbas positif pada pelaku bisnis. Dukungan yang kami berikan kita sebut P3K (Pelatihan, Pembimbingan, Pendapatan, dan Kemudahan). Ini yang menaikan derajat pelaku UMKM kita, terutama pemilik warung makan," ujarnya.
Kehadiran aplikasi seperti Wahyoo turut membantu mentransformasi UMKM ke arah proses bisnis digital. Pelaku UMKM dibantu naik kelas dengan digitalisasi dari segi apapun. "Mulai dari digitalisasi pembukuan, dari situ kita bisa lihat cashflow mereka, kita bisa tahu apa kebutuhan mereka," jelas Triatmojo.
Perjalanan ke arah proses bisnis digital ini diakui Zakir membawa perubahan. “Jangan lupa, bahwa dengan digital itu ada peluang baru juga yang akan muncul. Peluang baru ini akan besar efeknya dalam perekonomian. Istilahnya dalam perubahan itu pasti ada yang dikalahkan (looser) dan yang bangkit (gainer)," tuturnya.
Kehadiran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menurut Zakir sendiri merupakan bentuk kehadiran negara bagi pelaku UMKM. Namun harus diperhatikan bahwa yang bisa memanfaatkan hal itu jumlahnya masih terbatas, karena mayoritas UMKM ada di level mikro yang belum tersentuh layanan perbankan, atau belum memiliki NPWP, sehingga butuh penanganan khusus seperti Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), ini yang membantu usaha mikro yang sebelumnya turun paling tidak kembali ke titik semula.
“Kuncinya saat ini adalah segera berubah dari segi inovasi, sehingga UMKM bisa menaikan kelas. Jadi harus benar-benar melek digital”, pesan Triatmojo.
Perubahan situasi yang terjadi saat ini membuat UMKM harus mampu beradaptasi, di antaranya adalah dengan digitalisasi dan mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia baru. “Digital itu bukan sekedar masuk saja, tapi mempersiapkan diri untuk perubahan dan konsekuensinya nanti”, tutur Zakir.