Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah pernyataannya di media 6 bulan yang lalu tentang adanya upaya makar dari kelompok-kelompok tertentu terbukti, kini terungkap bahwa pengamat intelijen, Suhendra Hadikuntono juga pernah mengajukan tantangan kepada Habib Rizieq Syihab (HRS) untuk berduel satu lawan satu. Tantangan itu diajukan Suhendra dalam duel Mixed Martial Art (MMA) atau seni beladiri campuran yang kini sedang populer, pada 2017 silam, sebelum HRS pergi ke Arab Saudi.
Tantangan itu disampaikannya lewat akun Twitter Pujakesuma ke akun Twitter Front Pembela Islam (FPI). Bunyinya, "Saudaraku Habib Rizieq sudah cukup kegaduhan politik yang saudara lakukan. Maka Saya menantang saudara duel resmi pada ring exhibition MMA. Saya tunggu," tantangnya dalam cuitan twitter tersebut.
"Seandainya saat itu terjadi duel, sekarang bangsa ini sudah hidup tenang tanpa kegaduhan," jelas Rudi S Kamri, seorang pengamat sosial politik, Rabu (25/11/2020) siang.
Lalu, apa motivasinya menantang duel HRS? Menurut Rudi, Suhendra sadar, HRS bukan orang yang taat hukum meskipun Indonesia adalah negara hukum.
"Saya tahu HRS ini hanya bidak catur, tujuan Suhendra saat itu hanya memancing agar orang di belakang semua kekacauan ini keluar dan menghadapinya. Ini yang harus ditumpas habis, apalagi pengalamannya sebagai mantan anak jalanan yang kebetulan baca buku. Terpenting, Suhendra melihat dampak kerusakan moral, konstitutional yang berujung pada perpecahan dalam berbangsa dan bernegara harus segera dicegah," tegasnya.
Ternyata, ketika yang lain masih pada bengong, Suhendra sejak 2017 sudah mengambil sikap dengan menantang duel HRS, dan seandainya itu terjadi, Rudi meyakini Indonesia sudah hidup tenang tanpa perlu menguras energi bangsa lagi. "Ketika yang lain masih berpikir, dia sudah bertindak. Itulah ciri-ciri intelijen sejati," pungkas Rudi S Kami.
Terpisah, Suhendra Hadikuntono yang berhasil dikonfirmasi membenarkan perihal tantangan di twitter tersebut. Katanya, cuitan pada 2007 itu harusnya sudah terjadi seandainya HRS menerima tantangannya. "Karena saya pikir perilaku dia mengarah psikopat, jadi cocok juga diajak duel seperti ini," kata Hendra singkat.