Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Banjir yang merendam Kecamatan Medan Maimun, Kamis (3/12/2020) mulai surut. Sudah tidak lagi terlihat genangan air. Padahal sebelumnya, genangan air mencapai atap rumah warga. Pantauan medanbinsidaily.com di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Sabtu (5/12/2020) malam hanya tinggal sisa genangan air yang tingginya hanya beberapa Centimeter. Namun, kondisi Sei Mati dan sekitar layaknya seperti kota mati. Di sana, keadaan gelap gulita, tidak ada penerangan.
Mayoritas masyarakat yang rumahnya sempat terendam masih mengungsi di Kantor Kelurahan Sei Mati. Tapi, ada pula yang memilih bertahan meski dalam kondisi gelap gulita. Salah satunya Nenek Pulungan (65 tahun). Bersama anak dan cucunya dia memilih bertahan di rumah ketimbang mengungsi. "Ada cucu di rumah, lagi tidur. Anak keluar sebentar," ujarnya saat ditemui dikediamannya.
Saat itu, Nenek Pulungan tengah menguras sisa air dari rumahnya. Dia terlihat sibuk menggunakan gayung yang dipegang tangan kanannya untuk menguras air.
"Biasanya memang sering banjir di sini, cuma kemarin yang terbesar, sampai atap rumah. Biasanya banjir besar terakahir itu 10 tahun lalu," ungkapnya.
Untuk konsumsi makan, Nenek Pulungan mengaku harus datang ke Kantor Lurah Sei Mati. "Tidak ada petugas yang ngantar ke rumah, jadi harus dijemput. Sore tadi airnya sudah surut," bilangnya.
Seperti diberitakan, sebanyak 2.773 Rumah dari 7 Kecamatan di Kota Medan direndam oleh banjir, Jumat (4/12/2020) dini hari tadi. Banjir ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Kota Medan sejak, Kamis (3/12/2020) sehingga menyebabkan beberapa ruas sungai di Medan, yakni Sungai Sunggal, Sungai Deli, Sungai Babura maupun Sungai Denai mengalami kenaikan debit air.