Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ekspor Sumatra Utara (Sumut) masih mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,52% sepanjang tahun 2020. Di tengah hantaman pandemi Covid-19, realisasi ekspor Sumut mencapai US$ 8,086 miliar dari tahun 2019 senilai US$ 7,663 miliar. Pertumbuhan ekspor Sumut ditopang minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan karet yang mampu bertahan dalam 'ganasnya' Corona.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, ekspor CPO Sumut mampu tumbuh 9,63% atau US$ 273,816 juta dari US$ 2,843 miliar menjadi US$ 3,117 miliar. Sedangkan ekspor karet tumbuh 5,63% atau US$ 60,872 juta dari US$ 1,081 miliar menjadi US$ 1,142 miliar.
"CPO dan karet memang memiliki kontribusi yang sangat besar pada ekspor Sumut. CPO berkontribusi 38,55% dan karet sebanyak 14,13%. Dua golongan barang ini saja sudah mengambil peran lebih dari 50%," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Selasa (2/2/2021).
Syech mengatakan, dari 10 golongan barang utama, selain CPO dan karet, yang mencatatkan pertumbuhan yakni bahan kimia organik, ikan dan udang, sabun dan preparat pembersih, dan buah-buahan. Kontribusi masing-masing golongan barang ini yakni 4,88%, 4,13%, 3,95% dan 2,56%.
Sepanjang tahun 2020, negara tujuan utama ekspor Sumut masih tetap didominasi Asia. Dimana Cina merupakan pangsa pasar terbesar yakni 13,57% dengan nilai ekspor US$ 1,097 miliar, India sebesar 7,58% dengan nilai ekspor mencapai US$ 613,266 juta dan Jepang sekitar 5,08% dengan nilai ekspor US$ 410,988 juta.
"Negara lain tujuan utama ekspor Sumut yakni Malaysia, Kamboja, Myanmar, Amerika Serikat, Belanda, Rusia dan Pakistan. Pangsa pasar negara utama ini sekitar 55,85%," kata Syech.