Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengaku stres dan berat badannya semakin menurun alias kurus menghadapi segudang persoalan Sumut di masa pandemi Covid-19 ini.
"Ini yang membuat saya stres. Bolak-balik bapak kok makin kurus, iya kurus aku mikirin kau semua, stres kok tak terkejar kita ini," ujar Gubernur Edy Rahmayadi pada acara silaturahmi insan pers, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Rabu (05/05/2021) sore.
Karena itu, ia mengharapkan dukungan dari semua profesi, semua kalangan agar Sumut tidak jatuh ke jurang deflasi yang lebih dalam lagi. "Saudara-saudara saya, ini yang saya sampaikan kepada kalian semua, saya berharap kita bersatu," sebutnya.
Pada acara itu, ia antara lain menyebutkan sejumlah persoalan di Sumut yang kian "menggunung" karena pandemi covid. Pertama soal minimnya uang Pemprov Sumut (pendapatan daerah).
Dengan kondisi itu ia mengaku harus menaikkan tarif PBBKB pada 2021, dari 5% menjadi 7,5% untuk mendatangkan pendapatan sekitar Rp 300 miliar dan melikuidasi 5 dinas (OPD) untuk penghematan Rp 600 miliar.
Ia menceritakan pada Maret 2020 pertumbuhan ekonomi Sumut masih positif 5,2%. Namun pada periode yang sama tahun 2021, justru minus 1,07%. "Terjadi deflasi, dimana barang banyak namun uang tak ada, karena tak ada daya beli masyarakat," jelasnya.
BACA JUGA: Gubernur Edy Rahmayadi Marah Serapan Anggaran Pemprov, Pemko/Pemkab Rendah, Ini Daftarnya
Persoalan masih rendahnya penyerapan anggaran hingga Triwulan I tahun 2021 seluruh Pemda di Sumut, juga ia soroti dan menganggapnya persoalan serius. Ia mengaku setiap hari marah karena lambannya penyerapan anggaran.
"Sekarang ini marah saya. Kenapa?, saya minta ada penyerapan uang, penyerapan di tengah-tengah masyarakat ini cepat. Wah tolong bantu saya," kata Gubernur Edy yang saat itu didampingi Kadis Kominfo, Irman Oemar dan Sekretaris DPRD Sumut, Afifi Lubis.
Persoalan belum "satu hati" masyarakat Sumut mendukungnya dalam menjalankan pemerintahan, juga menjadi persoalan bagi dirinya. Ia menyoroti masih betahnya masyarakat bermain-main, seolah tanpa tujuan.
Padahal Sumut harus maju, harus sejahtera masyarakatnya hingga ke anak cucu. "Saya tidak mau dibandingkan dengan Palembang, dengan Jakarta tidak, tapi dengan Singapura dan Malaysia karena kita berada di Selat Malaka," kata Edy.