Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Penerapan Program Mandatori B30 (campuran biodiesel 30% dan BBM jenis solar 70%) sejak 1 Januari 2020, mampu menjaga kestabilan harga tandan buah segar (TBS) sawit petani. Kebijakan mandatori biodiesel tersebut terbukti sangat berdampak terhadap serapan sawit dan harga jual TBS petani.
Sebelum diberlakukan B30, harga TBS petani selama 2017, 2018, 2019 pada kisaran Rp700 hingga Rp1.200/kg. Tetapi penerapan B30 yang didukung dana BPDP-KS terhitung mulai Januari 2020, berhasil mengerek harga TBS petani pada level Rp1.800 hingga Rp2.550/kg.
Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat MP Manurung, Program Mandatori B30 menjadi titik nol sejarah mengapa harga TBS petani sangat terjaga dan Indonesia pun tercatat sebagai negara pertama di dunia yang mengimplementasikan B30. "Implementasi B30 menciptakan double effect yang membuat dunia terpesona, yakni serapan domestik meningkat signifikan serta mengurangi impor solar sebesar bauran tersebut," katanya, Minggu (16/5/2021).
Gulat mengatakan, ada 5 faktor pendorong harga CPO dunia meningkat meskipun saat yang bersamaan ekonomi global melemah seiring Covid-19. Pertama, tingginya serapan CPO domestik dengan B30 yang mencapai 7,226 juta ton CPO pada 2020. Kedua, dunia tidak bisa lepas dari ketergantungan CPO Indonesia.
Faktor ketiga, faktanya tangki penimbunan CPO di negara-negara importir CPO Indonesia hanya terisi 30-60% dari total kapasitas normalnya karena terjadi kelangkaan CPO dunia. Dengan begitu, permintaan komoditas tersebut akan terus melaju.
Keempat, terjadi penurunan aktivitas budi daya tanaman penghasil minyak nabati di Eropa dan negara penghasil minyak nabati lain (selain sawit), dampak pandemi Covid-19. Kelima tujuan negara pengimpor CPO Indonesia mendatangkan CPO bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga untuk biodiesel, bahan bakar lainnya dan resell (menjual kembali).
"Kelima faktor inilah menjadikan harga CPO meningkat drastis. Sesungguhnya tanpa kejadian pandemi Covid-19 pun harga CPO akan semakin naik. Kata kuncinya serapan domestik CPO Indonesia melalui program biodiesel," katanya.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi CPO Indonesia 2021 akan berada pada kisaran 53,932 juta ton CPO atau tumbuh 4,27% dibanding 2020 sebanyak 51,627 juta ton. Persentase serapan dalam negeri atau domestik 2021 diprediksi 33,04% atau 18,504 juta ton CPO dan tujuan ekspor 66,95% yakni mencapai 37,01 juta ton.
Struktur pemanfaatan CPO Indonesia untuk kebutuhan domestik antara lain kebutuhan pangan 47,02%, kebutuhan industri oleokimia 9,73%, dan Campuran Solar (B30) sebesar 43,26%.
Ketua Apkasindo DPW Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, petani sawit sangat mensyukuri kebijakan Mandatori B30 ini. "Diharapkan pemerintah konsisten dengan aturannya sehingga harga TBS petani bisa terus stabil," katanya.