Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 resmi ditunda. Hal ini menyusul pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali hingga 20 Juli mendatang demi mencegah penyebaran COVID-19 yang hingga kini semakin melonjak.
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) RI Zainudin Amali meminta masyarakat khususnya pencinta sepakbola atau suporter di Tanah Air untuk bersabar. Diketahui, Liga 1 yang direncanakan awal Juli ini ditunda paling cepat hingga akhir Juli, dan diikuti Liga 2 pada dua pekan berikutnya.
"Kepada klub, masyarakat umum yang tadinya sudah siap-siap mau menonton mohon bersabar, tolong dimaklumi. Jadi keputusan ini (penundaan) dalam rangka pemerintah menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat. Itu yang utama," kata Amali dalam keterangan tertulis, Senin (5/7/2021).
Pasalnya, menurut Amali, situasi saat ini berbeda dengan waktu pramusim Piala Menpora yang digelar beberapa waktu lalu. Sebab sekarang jumlah kasus COVID-19 melonjak tinggi, bahkan hingga berkali-kali lipat.
Amali juga mengimbau masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Dia menjamin apabila pandemi COVID-19 mulai melandai, kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2 akan kembali diselenggarakan.
"Mohon masyarakat memaklumi itu dan mendoakan agar pandemi segera selesai serta yang terpenting tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sehingga nantinya kompetisi sepakbola Liga 1 dan liga 2 bisa jalan lagi," katanya.
Klub Diminta Koordinasi dengan PSSI dan LIB
Selain itu, Amali juga meminta kepada klub-klub yang tengah berada di Pulau Jawa atau lokasi kompetisi pramusim untuk berkoordinasi dengan PSSI sebagai federasi sepakbola dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait penerapan PPKM Darurat.
"Untuk klub-klub sepakbola yang sebagian besar di Pulau Jawa agar menyesuaikan dengan PSSI dan PT LIB jangan mengambil keputusan sendiri," tandasnya.
"Apakah mereka harus bertahan di Jawa atau mereka akan kembali ke tempatnya masing-masing, itu harus dikomunikasikan ke federasi (PSSI). Memang waktu menunggunya satu bulan ini juga kan bukan waktu yang singkat," lanjutnya.
Diungkapkannya, klub harus memperhatikan kondisi saat ini dan segera mengambil langkah. Utamanya karena mereka berada di lokasi yang sedang menjadi perhatian pemerintah.
"Karena sedang berada di zona yang saat ini sedang menjadi perhatian serius, maka menjaga kedisiplinan prokes menjadi hal utama dan segera komunikasi dengan federasi harus dilakukan," jelasnya.
Sebab menurutnya keputusan tersebut sudah menjadi wewenang federasi dan pengelola liga, dan di luar tangan pemerintah.
"Pemerintah tidak bisa menyuruh untuk bertahan atau meninggalkan tempat saat ini karena yang mengatur adalah ranahnya PSSI dan PT LIB," tegas Menpora Amali.
Demikian pula untuk pelatnas basket (FIBA), Amali menilai basket telah ada pengalaman sebelumnya, seperti kompetisi IBL yang menghadirkan peserta lebih banyak.
"Sepanjang dia bisa menjaga prokes dengan ketat dan disiplin dan dengan sistem babel diterapkan itu dari pengalaman yang ada sih aman ya," pungkasnya. dtc