Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Toba, Robinson Tampubolon mengkritisi penggunaan dana refokusing anggaran di Dinas Kesehatan di daerahnya yang lebih mengutamakan pengadaan sepeda motor daripada pengadaan kebutuhan penanganan dan pencegahan virus covid-19.
"Kami itu anggota dewan sebagai wakil rakyat tentu mengetahui kemana saja anggaran dipergunakan. Termasuk dana refokusing yang dikelola Dinas Kesehatan lebih mengutamakan pengadaan kenderaan daripada pengadaan mendukung penanganan wabah tentu sangat mengundang perhatian," ujar Ketua DPC Partai Demokrat,Robinson Tampubolon, Jumat(16/7/2021) di Balige.
Ia mengatakan, rasa ingin bertanya timbul ketika mendengar bahwa ketersediaan vitamin yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk menambah imun tubuh ternyata masih mempergunakan vitamin C50 kadar rendah ditambah ada warga terpapar tidak dilayani secara baik sehingga isolasi mandiri yang dijalani dilabrak hanya untuk mencari kebutuhan obat.
"Sekarang menjadi pertanyaan bagi kami seperti apa keseriusan penanganan dan pencegahan dari sisi kesehatan sementara anggaran untuk itu sudah tersedia dari hasil refokusing," sebutnya.
Robinson Tampubolon menilai atas bentuk penanganan yang kurang serius dari institusi tekhnis dan maka perlu untuk diminta keterangan dihadapan dewan ditambah penerapan Surat Edaran Tentang PPKM tidak sekedar imbauan namun perlu diikuti penerapan yang lebih tegas sehingga korban terpapar covid-19 bisa ditekan.
"DPRD selalu mendukung bagaimana bentuk penanganan dan pencegahan virus covid-19 yang tepat dan cepat. Tetapi atas berbagai informasi dan keluhan masyarakat tentu butuh penjelasan dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Satgas Covid-19," ucapnya menyebut besaran refokusing yang diketahui sebesar Rp 34 miliar.
Sebelumnya Ketua DPRD Kabupaten Toba, Effendi Napitupulu sudah menegaskan supaya pemerintah serius menangani dan mencegah penyebaran virus covid-19 karena sudah didukung dengan ketersediaan anggaran dari hasil refokusing.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba melalui Kepala Seksi Farmasi mengungkapkan bahwa sejak terjadi pandemi Tahun 2020 pihaknya masih mempergunakan obat dari hasil pengadaan dari Kementrian Kesehatan.
"Selama saya menjadi penanggung jawab di bidang farmasi pengadaan obat belum pernah menerima maupun mengorder obat mempergunakan dana APBD maupun hasil refokusing," ucapnya tanpa menjawab apakah benar Dinkes lebih mementingkan pengadaan kenderaan daripada pengadaan obat.