Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Gunungsitoli. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.5 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (B2PJN) ruas Gunungsitoli-Teluk Dalam, Firman Hutauruk, meminta maaf atas pernyataannya ia muak terhadap masyarakat Nias kepada massa Pemuda Aliansi Masyarakat Sipil Pemerhati Pembangunan Kepulauan Nias (AMSP2-KP) saat berdemo di Kantor PPK 3.5 B2PJN Nias di Gunungsitoli, Sumatra Utara (Sumut).
"Sudah saya sampaikan permintaan maaf saya kepada mereka tadi. Saya minta maaf," kata Firman, usai massa demo AMSP2-KP bubar, di kantornya, Senin (27/9/2021).
Firman mengaku, pernyataannya yang menyatakan muaknya terhadap masyarakat Nias yang disampaikannya kepada massa AMSP2-KP tidak bermaksud menghina.
"Pada pertemuan pertama itu momen sudah selesai. Tapi ditanyakan bagaimana perasaan saya, kubilang sudah muak. Bukan Nias, karena sudah jauh dari keluarga hampir 3 tahun. Mereka ternyata memancing saya seloro sehingga menjadi hal ini dibesar-besarkan. Kalau memang saya ada niat seperti itu nggak mungkin tadi di depan umum saya minta maaf yang seolah-olah saya itu. Jadi saya bilang tidak ada niat seperti itu seloro," kata Firman.
Menurut Firman, dirinya tidak tahu jika pernyataan yang dilontarkannya itu dianggap penghinaan. "Kan yang merasa mereka. Apakah betul mereka jadi merasa atau diplintir jadi merasa. Mereka lah yang membanding," ujarnya.
Ia mengatakan, dirinya melontarkan pernyataan itu sebenarnya semata-mata karena jauh dari keluarga. Tetapi dipakai sebagai senjata. "Kalau mereka menjadikan pernyataan itu menjadi tuntutan hukum, saya justru yang paling berani karena dari vidio cukup lengkap," tutur dia.
Dijelaskan, pada pertemuan sebelumnya justru aliansi AMSP2-KP diam pada saat kunjungan Kepala B2PJN. "Malah saya yang bilang kepala balai, kalau saya salah, saya siap dihukum, saya bilang," jelasnya.
Tetapi, jika ada pihak yang tersinggung atas pernyataan itu, menurut Firman, sebagai manusia biasa tidak bisa melarang anggapan mereka ke dirinya."Tapi kalau memang saat ini saya klarifikasi, saya tidak ada niat menyatakan seperti itu. Makanya mereka membacanya terpotong-potong. Mereka bilang saya sudah muak di Nias, pasti konotasinya ke sana. Tapi saya pun sudah muak di Nias ini karena jauh dari keluarga. Mungkin kalau meleset ucapan saya tidak lebih 5 persen kalimat saya itu," tandasnya.
Ia mengungkapkan, di depan umum saat AMSP2-KP datang tadi berdemo, dirinya sudah menyampaikan pernyataan permintaan maaf. "Kalaupun ada anggapan saya merendahkan Nias, saya nyatakan pada kesempatan ini tidak ada niat sedikit pun," imbuhnya.
BACA JUGA: Massa AMSP2-KP Kembali Geruduk Kantor PPK 3.5 B2PJN di Gunungsitoli
Ketua AMSP2-KP, Arlianus Zebua, menilai pernyataan Firman Hutauruk itu diduga sebuah penghinaan. Orang yang kini diperdebatkan dalam kasus pelaksanaan pembangunan jalan nasional ruas Gunungsitoli-Teluk Dalam (Nias Selatan) itu, yang menyatakan 'muaknya' terhadap orang Nias telah menyinggung perasaan masyarakat Nias.
Arlianus menilai, pernyataan Firman Hutauruk yang menyatakan muaknya kepada masyarakat Nias dianggapnya bahasa kotor yang ditafsirkannya jijik dan jorok adalah sebuah penghinaan kepada masyarakat lokal.
Hal ini dikemukakan Arlianus Zebua yang juga merupakan Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Kabupaten Nias, Arlianus Zebua, Kamis (16/9/2021). Selain ucapannya bernuasa penghinaan, Arlius juga menilai pernyataan Firman telah merendahkan masyarakat Nias.
Arlius mengungkapkan, pernyataan Firman telah menyinggung perasaan para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda kepulauan Nias. "Termasuk bapak Pendeta Bethel Ndaraha, tokoh agama tersinggung atas ucapan Firman itu," ungkapnya.
Tokoh pemuda Nias itu menegaskan, pernyataan Firman tidak bisa ditolerir.
Sebab, dia seorang pejabat yang semestinya tidak pantas menyampaikan pernyataan tersebut.
Pihaknya meminta Firman segera mencabut kata-katanya dan menyampaikan permintaan maaf kepada para tokoh dan mayarakat Nias.