Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rasa kesal ditunjukkan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, saat ditanya wartawan soal langka dan mahalnya pupuk bersubsidi di kabupaten/kota.
Ia memahami persoalan yang dihadapi petani yang sulit mendapatkan pupuk bersudsidi. Sudahlah sulit, harganya pun mahal atau jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Bicara itu capek kali aku," kata Gubernur Edy saat ditanya wartawan di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (19/11/2021) usai salat ashar.
Orang nomor satu di Sumut itu lebih kesal lagi karena orang yang diharapkannya membantu menyelesaikan persolan itu justru tenang-tenang saja. Malah bikin susah lagi.
Adalah kepala dinas yang diajak bicara untuk menuntaskan persoalan ini, seakan tidak memberikan respon yang baik. "Tapi yang diajak bicara pun tenang-tenang aja, itu yang bikin susah," pungkas Edy.
Sebagaimana diketahui, yang menangani ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di Pemprov Sumut adalah Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut.
Sebagaimana informasi yang dihimpun wartawan dari sejumlah petani di Kabupaten Samosir, Toba, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Simalungun, Karo dan Dairi, menyebutkan pupuk subsidi langka dan harganya mahal.
Oleh Anggota Komisi B DPRD Sumut, Tangkas Manimpan Lumbantobing, dalam reses I tahun sidang III 2021-2022 di Desa Sinagauruk Pandiangan, Kecamatan Nainggolan, Samosir, Rabu (10/11/2021), meminta Pemprov Sumut harus hadir memastikan ketersediaan dan harga pupuk subsidi sesuai HET.
Dan merespon keluhan masyarakat pada reses itu, politisi Partai Demokrat itu mengatakan telah ditambah 170 ton pupuk bersubsidi untuk mebambah kuota pupuk subsidi Samosir. "Ini saya usulkan langsung ke dinas pertanian karena sudah saya dengar langsung dari camat bahwa di sini payah cari pupuk subsidi," ujarnya.
Dan Jonniakim Purba, Kabid Produksi Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut, pada reses itu mengatakan telah mengalihkan sebagian jatah pupuk subsidi daerah lain ke Samosir. "Kami punya kewenangan mengalihkan jatah suatu daerah ke daerah lain kalau daerah itu lambat menyerap pupuk bersubsidi," ujarnya.
Dan sebelumya, Anggota DPRD Sumut Utara, Mangapul Purba, menyoroti soal kelangkaan pupuk bersubsidi di beberapa Kabupaten dan kota Sumut.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, saat ini petani petani Sumut menangis akibat tidak seimbangnya antara biaya bercocok tanam dengan hasil panen yang diperoleh.
Meskipun temuan tersebut ada di Kota Siantar dah Simalungun. Namun, Ia meyakini bahwa persoalan pupuk langka dan mahal juga terjadi di sebagian besar wilayah Sumut.
Sehingga, Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu menegaskan, bahwa persoalan ini menjadi persoalan bersama yang harus segera dicari solusinya oleh Pemda dan Pemerintah Pusat dengan melibatkan para wakil rakyat.