Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Sumatera Utara (Sumut) menggelar kegiatan Ngaji Budaya untuk kedua kalinya. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya di Sumut.
Kegiatan yang dibidani Bidang Seni Budaya DPW PKS Sumut ini juga dibarengi launching buku karangan Ketua DPW PKS Sumut, Assoc Prof Usman Jakfar, Lc M A berjudul 100 Syair Religius. Kali ini tema yang diusung "Melestarikan Syair Melayu, Merawat Akal Budi Sumut yang berlangsung di Kantor DPW PKS Sumut, Minggu (21/11/2021).
Setelah sukses memoderatori Ngaji Budaya sebelumnya, praktisi seni Engran Ispandi Silalahi kembali dipercaya memandu acara ini. Selain itu, PKS Sumut menghadirkan pula pembicara yang ahli di bidang itu yakni Prof Dr dr Umar Zein dan M Raudah Jambak. Sedangkan Ketua DPW PKS Sumut tampil jadi pembicara.
Ketua DPW PKS Sumut mengutip hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sesungguhnya di dalam tiap syair itu terdapat hikmah. Sehingga banyak bidang keilmuan Islam yang pelajarannya diringkas dalam bentuk syair oleh para ulama.
“Waktu adalah modal kehidupan, nilainya lebih besar dari harta, semenitpun tak dapat ditangguhkan, sekalipun dibayar dengan dunia. Waktu adalah sangat signifikan, Allah bersumpah di dalam Al Quran, penggunaan waktu dijadikan ukuran, mendapatkan keuntungan ataupun kerugian," ujar Usman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/11/2021).
Sementara Umar Zein mengulas tentang eksistensi syair Melayu di nusantara. Ia mengungkapkan bahwa syair merupakan puisi lama berbentuk ungkapan yang mengandung perintah, saran, ajakan, maupun larangan. Semua itu terdapat pada buku karya Usman Jakfar.
“Seberang tampak bunga melati, ada pula sepohon kentang. Sangat senang hati kami, karena PKS sudah mengundang," kata Umar Zein mengawali paparannya.
Sementara M Raudah Jambak, menjelaskan tentang bentuk syair ideal dan perkembangan syair. Syair yang semula hanya dituliskan, kemudian berkembang dengan turut dinyanyikan atau disenandungkan, kata Raudah. Ia juga mengapresiasi dan memberi masukan positif terhadap buku 100 Syair Religius.
Menutup acara moderator menegaskan akal budi masyarakat yang sedang tidak baik dapat dirawat dengan syair-syair inspiratif.