Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Otoritas Premier League ingin mengubah aturan mengenai penundaan laga setelah mendapat kritik tajam. Rencananya, hal ini akan diberlakukan usai jeda musim dingin.
Dilaporkan BBC, pembicaraan ini dilakukan beberapa hari setelah laga Tottenham Hotspur vs Arsenal secara kontroversial ditunda. Banyak yang beranggapan Arsenal sedang mengakali aturan agar tak perlu bertanding dengan skuad pas-pasan.
Sebab, Arsenal selaku pemohon diketahui tak mengalami penambahan kasus COVID-19 yang signifikan (hanya Martin Odegaard menurut catatan premierinjuries). Mereka mengajukan penundaan karena banyak pemain yang cedera dan tampil di Piala Afrika.
Namun Arsenal tak bisa disalahkan sepenuhnya, sebab Premier League memang mengizinkan pihak klub memasukkan pemain yang cedera dan yang sedang menjalani tugas negara ke dalam daftar pemain absen agar bisa mengajukan penundaan.
Oleh sebab itu, Premier League akan berupaya melakukan perubahan aturan yang ada. Kondisi ini juga didukung menurunnya jumlah kasus COVID-19 di sepakbola Inggris dan akan adanya pelonggaran pembatasan yang dilakukan pemerintah.
Kemungkinan, perubahan terkait syarat penundaan laga akan berlaku mulai 8 Februari, setelah Liga Inggris menjalani jeda musim dingin selama dua pekan. Belum tahu seperti apa nantinya, namun kemungkinan besar pengajuan penundaan tak akan lagi 'semudah' sebelumnya.
Sejauh ini, masih ada ada 20 laga Premier League yang belum digelar karena penundaan, 16 di antaranya karena alasan terkait COVID-19. Akibatnya, jumlah laga yang sudah dijalani masing-masing tim pun berbeda-beda.
Chelsea sudah tampil 23 kali, terbanyak dibandingkan tim lain. Sementara Burnley menjadi tim paling sedikit, yakni baru bermain 17 kali musim ini. dtc