Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian PUPR meminta adanya perbaikan besar-besaran pada struktur jalan tol Trans Sumatera. Utamanya struktur jalan pada ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan Kayu Agung-Palembang-Betung.
Hal ini sesuai dengan hasil kunjungan langsung yang dilakukan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ke dua ruas tol tersebut.
"Struktur jalan harus diperbaiki dan dipoles dengan teknologi terbaik. BUJT diminta untuk melanjutkan rekonstruksi merujuk evaluasi yang sudah dilakukan Ditjen Bina Marga," ungkap Kepala BPJT Danang Parikesit dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (24/1/2022).
Danang mengatakan perbaikan besar-besaran harus dilakukan karena ada evaluasi standar pelayanan minimum di jalan tol yang tidak terpenuhi. Ada tiga masalah besar yang terjadi pada struktur jalan dua ruas tol ini, mulai dari lubang dan retak hingga penurunan permukaan jalan.
"Pak Menteri sudah melihat dan mendiskusikan di lapangan dengan Dirut BUJT yang bersangkutan. Mereka memiliki 3 jenis persoalan kerusakan jalan, pertama lubang dan retak, lalu leveling jembatan, dan turunnya median barrier yang dibuat dari beton," papar Danang.
Sebagai contoh masalah jalan berlubang saja, menurut Danang, dari hasil temuan BPJT ada ratusan titik yang memiliki jalan berlubang di dua ruas tol tersebut.
"Untuk asesmen lapangan November lalu, ada 126 titik jalur yang ada lubangnya. Ini diidentifikasi melalui elektronic SPM kita, ada yang tidak dipenuhi," kata Danang.
Lebih lanjut Danang mengatakan pihaknya memberikan waktu selama 4 bulan mulai dari sekarang. Targetnya, bulan April ini dua ruas jalan tol di selatan Sumatera itu bisa selesai diperbaiki.
"Seluruh ruas ini harus tuntas memenuhi SPM pada April 2022, pemenuhan SPM harus 100%," ujar Danang.
Danang menegaskan tidak akan ada penutupan jalan tol meskipun ada perbaikan besar-besaran. Dia mengatakan sejauh ini operator akan melakukan berbagai bentuk manajemen lalu lintas. Misalnya saja pemanfaatan bahu jalan.
"Bicara teknis pelaksanaan perbaikan, sejauh ini tidak ada penutupan dan akan fokus ke manajemen lalu lintas. Misalnya kalau memang cukup lebar ditangani, ini akan bisa memanfaatkan bahu jalan. Misalnya bisa diperkeras di pinggirnya untuk jadi lajur sementara," ungkap Danang.
Ataupun opsi lain seperti penutupan sebagian lajur. Bisa juga dengan pembukaan satu lajur di arah berlawanan, alias contraflow. Yang jelas masyarakat diminta untuk berhati-hati saat melewati dua ruas tol Trans Sumatera ini.(dtf)