Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. The Federal Reserve (bank sentral AS) mencatat utang rumah tangga Amerika Serikat (AS) meningkat jadi sebesar US$ 1 triliun atau sekitar Rp 14.300 triliun (kurs Rp 14.300/dolar AS). Jumlah kenaikan utang rumah tangga tersebut merupakan peningkatan tahunan terbesar sejak 2007.
Melansir dari CNN, Rabu (9/2/2022), pada kuartal keempat saja, utang rumah tangga AS tumbuh sebesar US$ 333 miliar atau setara dengan Rp 4.761 triliun. Dengan demikian total utang rumah tangga AS pada 2021 lalu menjadi US$ 15,58 triliun atau sekitar Rp 222.794 triliun.
Menurut laporan The Fed, utang rumah tangga AS disebabkan oleh lonjakan inflasi atau indeks harga konsumen, terutama segmen rumah dan mobil.
"Saldo agregat hipotek yang baru dibuka dan pinjaman mobil meningkat tajam pada tahun 2021. Sesuai dengan kenaikan harga rumah dan mobil," kata Wilbert Van Der Klaauw, wakil presiden senior di Fed New York.
Hipotek atau utang kredit rumah (KPR) di AS tercatat naik US$ 258 miliar pada kuartal keempat menjadi US$ 10,93 triliun pada akhir Desember lalu. Hal ini dapat terjadi lantaran banyak warga AS yang berlomba-lomba untuk segera membeli rumah sebelum bank sentral AS menaikan suku bunga yang diharapkan terjadi tahun ini.
Sementara itu jumlah utang kredit mobil (KKB) meningkat sebesar US$15 miliar pada kuartal keempat. Dengan demikian sepanjang 2021 kemarin AS mengalami kenaikan jumlah utang rumah tangga dari sektor kredit mobil sebesar US$ 84 miliar.
Kenaikan tajam ini sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga mobil yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan laporan The Fed tersebut ditemukan bahwa kenaikan harga kendaraan berdampak pada semua jenis peminjam kredit mobil.
Selain itu, total utang kartu kredit warga AS meningkat sebesar US$ 52 miliar pada kuartal keempat 2021 lalu. Hal ini merupakan peningkatan jumlah uang kartu kredit dalam satu kuartalan terbesar yang dalam 22 tahun terakhir, meskipun angka ini belum kembali ke tingkat utang kartu kredit pra-pandemi atau pada 2019 lalu.
Di sisi lain, utang rumah tangga AS di sektor pinjaman pelajar turun US$ 8 miliar pada tahun 2021. Beberapa faktor berkontribusi terhadap hal ini, termasuk pendaftaran siswa yang lebih rendah dan perubahan kebijakan seputar pengampunan pinjaman.
Menurut peneliti Fed, ada juga indikasi yang menunjukan bahwa meskipun pembayaran pinjaman ditoleransi selama pandemi, banyak orang tetap membayarnya. Hal ini membuat adanya efek pembatalan yang pada akhirnya menurunkan jumlah utang rumah tangga AS di sektor pinjaman pelajar.
Hal baiknya, para ekonom menilai bahwa secara keseluruhan gambaran konsumen rumah tangga terlihat bagus. Tetapi para peneliti menyarankan bahwa ketika program perlindungan pandemi (seperti pinjaman dan ketahanan hipotek) mereda dan harga serta suku bunga terus naik, beban utang baru dan gambaran arus kas dapat muncul dan menyebabkan stres.(dtf)