Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemilik sekaligus pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi, memasang target PSMS harus masuk Liga 1 Indonesia di musim depan. Karena itu, segala upaya harus dikerahkan skuad berjulukan Ayam Kinantan itu untuk bisa berlaga di Liga 1. Team work dan kerja keras menuju itu mutlak diperlukan.
Target itu disampaikan Edy Rahmayadi, Gubernur Sumut, saat memberikan pembekalan untuk PSMS Menuju Liga 1, di ruang tengah Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Selasa (07/06/2022).
Hadir para pemain PSMS, manajemen dan official, di antaranya Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana Basri; Direktur Umum dan Hukum, Bambang Abimayu; Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang dan Pelatih PSMS Medan, I Putu Gede.
Salah satu yang juga fokus perhatian Edy ke tim adalah stamina. "Jangan kayak kawan ini, badannya harus wow, gagah, nampak kuat oh begitu," kata Edy bercanda sambil menunjuk seseorang.
Ia berpesan ke tim dokter dan gizi PSMS, mengatur pola makan pemain. "Jangan kau lepas orang ini, oh silap-silap kau makan nasi padang ini, jangan dululah," sebut Edy.
Ia mengatakan itu karena khawatir para pemain banyak mengonsumsi makanan berminyak. Setiap hari, menurutnya para pemain harus juga disuplai obat suplemen. Bahkan madu, harus setiap hari dikonsumsi.
Di samping itu, semua pemain harus disiplin latihan. Setiap pagi begitu bangun tidur, langsung minum air putih secukupnya. Ia mengutip filosofi mantan pelatih Timnas, Luis Milla.
"Kau harus disiplin. Luiz Milla oh keras dia itu. Begitu letak sepatu kau nggak lurus, sprei kau nggak lurus di hotel sekali pun, oh marah dia itu. Get out, gitu itu teriaknya," kata Edy.
Apa kaitannya sampai sepatu dan sprei harus lurus?. "Nah itu filosofi Luis Milla, karena dari situ tercermin disiplin. Bermain bola ya harus disiplin, kalau nggak kebobolan banyak kau," jelas Edy.
Bicara soal kekalahan, Edy memberi motivasi. Ia mencontohkannya seperti TNI yang kalah dalam perang, taruhannya nyawa, gugur. "Nah kalau kalian kalah dalam pertandingan, ya sama aja itu, mati, berarti 'mayat berjalan' itu," sebutnya.
Termasuk soal ibadah, juga disinggung Edy. Ia bertanya berapa yang beragama Islam, Kristen dan lainnya. "Yang Islam salat, yang Kristen juga berdoa, yang lain juga ibadah. Yang tak bisa kalau nggak beribadah," imbaunya.
Lebih lanjut Edy Rahmayadi menceritakan PSMS adalah sebuah warisan budaya, heritage. Berdiri tahun 1950, PSMS pernah berjaya dan menjadi klub bergengsi bersama Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.
Mantan Pangkostrad itu mengenang saat-saat terakhir PSMS bermain di Liga 1 tahun 2018. "Saya pindah dari Pangkostrad, eh turun ke Liga 2. Jadi ini klub besar, klub bersejarah. Kalian harus bermain baik, penuh dedikasi, tanggung jawab," ujar Edy.
Larangan bagi pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik, juga disampaikan Edy. Menurutnya bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.
Lantas soal mengapa harus menempatkan menantunya, Arifuddin Maulana Basri sebagai Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, yang memanajemeni PSMS, Edy beralasan karena tak ada lagi sosok yang dipercaya.
"Wah selama ini aku dibodoh-bodohi, cukuplah," sebut Edy. "Kalo dia lagi tak bisa dipercaya, oh cucuku nanti kutarok," canda Edy lagi.
Terakhir Edy Rahmayadi menyelamati tim yang akan melakoni serangkaian latihan dan ujicoba ke Pulau Jawa selama 10 hari ke depan.
Sepulang dari sana, Edy berharap kemampuan tim kian bertambah serta bersjap menghadapi turnamen pra musim memperebutkan Piala Gubernur Sumut.