Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Gegara foto aktifitas latihan Gondang, Tri Wahyuni (46), warga Desa Pardomuan Nauli Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba mendapat penganiayaan dari AS(52) karena diseret dan dipukul membuat badan korban nyeri dan linu sehingga harus mendatangi Rumah Sakit HKBP Balige untuk mendapat pertolongan medis.
"Kejadiannya hari Minggu(18/6/2022) sekira pukul 10:50 WIB. Kebetulan ingin bawa anak untuk jajan ke kedai begitu melihat ada kegiatan latihan gondang di Bale Parmalim Huta Tinggi di Laguboti saya sempatkan waktu berhenti dan mengambil dokumentasi berupa photo. Sekaitan itu salah seorang peserta berinisial AS mendatangi saya lalu bertindak melakukan penganiayaan gara-gara telah melakukan pemotoan tanpa ijin," ujar Triwahyuni, Senin(20/6/2022) di RS HKBP Balige.
Ibu rumah tangga ini mengatakan, tidak berterima atas perilaku AS yang melakukan dugaan penganiayaan berupa diseret dan dipukul maka seiring itu AS dilaporkan ke Polres Toba dengan Nomor : STLP/195/VI/2022/SU/TBS.
"Kemaren memang langsung dilakukan visum oleh pihak RSUD Porsea. Kembali saya ke RSHKBP Balige karena rasa nyeri dan linu disekujur tubuh saya semakin terasa dan perlu mendapat pertolongan medis,"sebutnya.
Menurut Triwahyuni yang juga didampingi suaminya,Poltak Marsinton Naipospos menyampaikan bahwa ada alasan dirinya mengambil dokumentasi kegiatan di Bale tersebut karena status gedung sedang berperkara dan tidak diperbolehkan ada kegiatan apapun sebelum putusan pengadilan.
"Sebenarnya dokumentasi itu hanya untuk pribadi saya tetapi berujung menjadi masalah hingga terjadi penganiayaan terhadap diri saya sendiri dan disaksikan banyak orang. Atas dasar itu wajar kalau saya harus terpaksa melaporkan tindakan AS kepada aparat hukum," ucapnya.
Kata Triwahyuni, atas kejadian naas yang menimpa dirinya berharap kepada pihak Polres Toba menyikapi laporannya supaya secepatnya memanggil AS untuk diperiksa.
"Vidio tindakan dugaan penganiayaan yang dilakukan AS kepada saya sudah beredar di media sosial. Cermati saja perlakuannya cukup menyedihkan bagi saya dan keluarga," ucapnya seraya meneteskan air mata.
Porhas Manurung yang bersamaan dengan kejadian itu juga berada di lokasi kejadian membenarkan apa yang dialami oleh Triwahyuni dan dirinya sempat melerai agar tidak berlanjut namun tidak terhempang olehnya.
"Sempat saya melerai tapi saya tak mampu karena jumlah orang makin banyak dan akhirnya situasinya seperti ini,Triwahyuni mengalami gangguan kesehatan secara khusus pada bagian badan dan kaki," terangnya.
Kapolres Toba melalui Kasie Humas,Aipda Pol B Samosir membenarkan laporan dari Triwahyuni dan sedang dalam proses. "Kita tunggu saja prosesnya," jawabnya singkat.