Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Dianggap mengganggu ketentraman, aksi bentang spanduk tolak tambang PT Dairi Prima Minimal (DPM) dan meminta Keterbukaan Informasi Publik (KIP) KESDM (Kementerian Energi Sumber Daya Mineral) yang digelar Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) di Kelurahan Parongil, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Rabu (29/6/2022), dibubarkan masyarakat lingkar tambang.
Masyarakat yang jengkel dengan aksi dari YDPK langsung menggeruduk dan membubarkan aksi bentang spanduk yang dilakukan di Pasar Parongil dan Simpang Tiga Longkotan, Kecamatan Silima Pungga-pungga.
Franky Sitorus, warga Desa Longkotan yang berada di pihak mendukung keberadaan tambang PT DPM mengatakan, sebagian besar massa dari YDPK bukanlah orang lingkar tambang. Mereka datang dari luar, seenaknya saja mengatasnamakan warga lingkar tambang.
"Kami masyarakat geram dengan aksi yang dilakukan YDPK, makanya kami bubarkan," kata Franky Sitorus.
Disebutkannya, apa yang dilakukan masyarakat lingkar tambang terhadap YDPK ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya 29 November dan 13 Desember 2021 masyarakat lingkar tambang juga telah melakukan aksi penolakan terhadap segala aktivitas YDPK di Kabupaten Dairi.
Pasalnya dalam segala aksi dan kegiatannya YDPK selama ini tidak pernah melibatkan masyarakat sebagai pihak yang memahami dan menerima manfaat kehadiran DPM.
BACA JUGA: YDPK, Petrasa dan Mahasiswa Aksi Bentang Spanduk Tolak Tambang Dairi Pirma Mineral
Provokasi yang dilakukan YDPK saat ini sudah tidak lagi diindahkan. Masyarakat telah sadar dan memahami bahwa YDPK selama ini hanya memprovokasi dan bertujuan untuk mengganggu ketentraman masyarakat.
“Tidak pernah ada solusi dan bantuan yang diberikan YDPK kepada masyarakat,” ujar Franky.
Hal senada juga diutarakan Saddam Boang Manalu. Menurutnya, masyarakat lingkar tambang DPM saat ini mengalami kondisi yang sulit, dimana mata pencaharian sangat terbatas di tengah kondisi harga bahan pangan yang terus meningkat. Kondisi ini yang melatarbelakangi kemarahan masyarakat dan harusnya dipahami oleh YDPK.
"Jika YDPK terus melakukan provokasi dan mengganggu ketentraman, maka masyarakat juga akan melakukan eskalasi pergerakan yang lebih masif untuk menolak segala bentuk aktivitas YDPK dan mengusir mereka dari Dairi," ucap Saddam.