Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Dari nonton bareng (Nobar) filim "Dairi Diancam Tambang" diharapkan masyarakat Kabupaten Dairi, khusunya yang berada di sekitar wilayah tambang PT Dairi Prima Mineral(DPM) di Kecamatan Silima Pungga-pungga bisa memahami tentang bahaya keberadaan tambang.
"Itu penting sekali sebelum mereka memberi keputusan mendukung atau menolak keberadaan tambang," kata Riduan Samosir Sekretaris Eksekutif Petrasa usai Nobar di Kantor Petrasa Jalan Sidikalang-Medan, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Kamis (4/8/2022).
Pemerintah juga harus memberi tau dampak positif dan negatif keberadaan tambang. Dan ini harus disosialisasikan kepada masyarakat, agar mereka membuat pilihan itu atas sebuah kesadaran.
"Selama ini investor dan pemerintah hanya bicara soal positifnya saja," sebutnya.
Filim yang tadi sudah ditonton, merupakan edukasi tentang bahaya tambang. Dimana bahaya itu pernah tejadi di daerah lain, seperti kasus lumpur lapindo di Jawa Timur.
"Kami dari Petrasa tugasnya menyampaikan itu, memberikan informasi apa sebenarnya potensi bahaya dari kehadiran tambang pada pertanian, lingkungan dan keselamatan masyarakat," ucapnya .
Banjir bandang pada tahun 2018 yang memakan korban jiwa dan merusak lahan pertanian warga di Desa Longkotan dan Bongkaras di Kecamatan Silima Pungga-pungga bisa sebagai contoh tentang bahaya keberadaan tambang.
Saat ini juga izin lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum keluar. "Ini seharusnya bisa dijadikan momentum kenapa ijin lingkungannya belum keluar," ujarnya.
Begitu juga atas keterbukaan informasi publik yang perlu diketahui masyarakat. Karena kejahatan tambang dimulai dari ketertutupan informasi.
"Kok masyarakat tidak boleh tau, apalagi tambang dibawah tanah ini kan riskan," terangnya.
Hal senada juga disampaikan Duat Sihombing dari Devisi Hukum Petrasa. Dijelaskanya, dengan Nobar filim "Dairi Diancam Tambang" PPODA (Perhimpunan Petani Organik Dairi) binaan Petrasa semangkin kuat.
Sehingga ketika anggota PPODA yang mengalami penderitaan karena melawan ketidak adilan, maka semua anggota PPODA yang ada di Dairi mendukung dan berpartisipasi mendung perjuangan itu.
"Kita berharap PPODA bisa menjadi suatu kekuatan bersama untuk melawan ketidak adilan terkhusus di Dairi," ucapnya.
Lebih lanjut saat ditanya upaya Petrasa dalam menolak keberadaan tambang di Dairi. Disampaikannya, untuk saat ini upaya yang dilakukan Petrasa adalah melalukan pengorganisasian kepada masyarakat petani, agar lebih kuat.
"Selebihnya kami akan melayangkan surat ke KLHK, agar menunda atau sama sekali tidak memberikan izin penambangan," ungkapnya.
Sementara itu, Parlindungan Tambunan Ketua PPODA di Desa Sipoltong, Kecamatan Siempat Nempu Hulu menyebutkan, dari filim yang diputar tadi, awalnya para petani di Kecamatan Silima Pungga-pungga khususnya di Desa Longkotan dan bongkaras memiliki hasil pertanian yang bagus dari sawah dan ladang mereka. Sehingga mereka bisa menyekolahkan anaknya dari SD, SMP, SMA hingga kuliah sampai ke perguruan tinggi.
Tapi setelah datangnya tambang semuanya terkendala, apalagi akibat adanya banjir bandang yang memakan korban jiwa dan merusak lahan pertanian.
"Dari filim yang kami tonton tadi, tenyata dampak tambang ini sangat mengerikan. Karena lahan pertanian dan keselamatan masyarakat akan terancam," sebutnya.
Ia berharap kepada pemerintah agar izin lingkungan tambang DPM tidak diberikan, karena tidak mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar Kecamatan Silima Pungga-pungga.