Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Indonesia ikut terancam 3 krisis yang melanda dunia. Ketiga krisis itu yakni krisis pangan, energi berbasis fosil dan air bersih. Karena itu perlu strategi, salah satunya memanfaatkan lahan tidur. Hal itu diingatkan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat membuka Rapat Kerja III dan Rapat Koordinasi Pemenangan Pemilu Tahun 2024 DPD PDIP Sumut di Le Polonia Hotel, Jumat (25/8/2022).
"Untuk menghadapi krisis itu salah satu solusinya adalah memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk ditanami tanaman-tanaman pendamping dari makanan pokok dan membiasakan mengkonsumsi panganan alternatif yang banyak tersedia di Sumatera Utara (Sumut) yang tidak berbahan dasar beras," imbuh Djarot.
Untuk air bersih, Djarot menyebutkan, Sumut memiliki sumber air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang baik tetapi dinikmati orang asing. Juga limpahan air Danau Toba saat ini juga tengah tercemar banyaknya jaring apung.
Djarot juga menyinggung angka stunting di Sumut yang masih tinggi. Hingga 2021 angkanya rata-rata 25%. Bila angka stunting ini tidak segera ditekan, kata Djarot, maka Indonesia Emas Tahun 2045 akan terancam gagal.
Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon menyampaikan, Raker III sekaligus Rakorda ini berlangsung 25-28 Agustus dan diikuti 317 peserta terdiri dari pengurus partai, anggota fraksi dan kepala daerah kader partai. Turut hadir di pembukaan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kejatisu dan pimpinan parpol di Sumut.
Sementara dalam sambutannya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi buruknya politik identitas. Dikatakannya politik identitas menandakan dangkalnya cara berpikir. Edy juga setuju dengan pendapat bahwa Sumut sedang tidak baik, inflasi mencapai angka 5,6%,
"Ada dua persoalan penyebabnya, pertama penyerapan anggaran kabupaten/kota yang rendah, 22% anggaran belum terserap, 20,3 triliun masih tersimpan di bank. Kedua harga cabe merah dan bawang merah masih terlalu mahal, tidak seimbang dengan dengan daya beli masyarakat," lanjut Edy Rahmayadi.
Mengenai tingkat stunting yang tinggi mencapai angka rata-rata 25% di Sumut, Gubernur Edy mengaku merasa terhina dengan tingginya angka tersebut, tetapi Pemprovsu serius untuk menekan angka stunting pada titik nol.