Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sergai. Sejumlah warga Serdang Bedagai (Sergai) mengeluhkan soal jalan yang rusak. Seperti jalan provinsi penghubung Jalinsum Simpang Belidaan Sei Rampah, menuju Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Sergai. Kondisinya berlubang besar dan sangat mengganggu pengguna jalan yang sedang melintas. Jalan ini juga merupakan jalan yang melewati beberapa desa di Kecamatan Sei Rampah dan Kecamatan Dolok Masihul.
Keluhan warga itupun langsung ditanggapi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi. Ia mengatakan kegiatan galian C yang tidak memiliki izin di Kabupaten Sergai, yang merusak lingkungan dan jalan akan ditutup.
Hal itu dikatakan Gubsu Edy Rahmayadi saat meninjau kilang padi moderen PT Dhirga Surya di Jalan Gereja, Desa Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai, Rabu (31/7/2022).
"Semua kegiatan galian c akan kita evaluasi. Yang merusak jalan akan kita tutup galian itu, galian c sekarang diserahkan ke gubernur loh. Jadi yang merusak lingkungan, merusak jalan pasti saya tutup," tegasnya.
Pantauan wartawan, beberapa hari lalu terlihat beberapa kendaraan roda empat jenis dump truk bertonase belasan ton pengangkut tanah sedang melintas di jalan tersebut, dengan kecepatan rata rata antara 10 hingga 20 KM per jam, dikarenakan kondisi jalan yang hancur.
Selain dump truk, pengendara sepeda motor yang melintas juga terlihat pelan-pelan karena kondisi jalan yang tidak dapat dilewati dengan kencang.
"Ya beritakan aja pak, susah kali lewat. Hancur kali jalannya," celoteh salah seorang wanita pengendara sepeda motor jenis bebek saat bersama melintas di jalan tersebut.
Menurut warga, rusaknya jalan dari simpang Belidaan menuju Dolok Masihul ini dikarenakan puluhan bahkan seratusan kendaraan dump truk pengangkut tanah galian C diduga ilegal melebihi tonase melintasi jalan itu.
Seperti yang dikatakan oleh Sahruddin Batu Bara (54), warga Dusun I, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Sergai, Selasa (30/9/2022).
Menurutnya, kondisi rusaknya jalan ini sudah terjadi selama dua tahun terakhir, dikarenakan usai diterjang banjir. Kemudian kondisi ini diperparah adanya dump truk pembawa tanah yang lewat setiap harinya.
"Ya cemanalah, hari itu banjir, udah itu puluhan truk tanah itu lewat terus . Nanti sekali lewat lima atau sepuluh truk, satu hari adalah ratusan truk tanah itu," sesal Sahruddin.
Menurutnya, warga sudah pernah melakukan aksi protes dengan cara menghadang menggunakan bangku di jalan, namun ketika aksi dilakukan, polisi pun datang membubarkan. "Udah pernah kami stop, malah polisi yang datang, membubarkan. Kami kan takut sama polisi," kata Sahruddin.
Masih menurut warga, akibat hancurnya jalan, tidak jarang pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor yang jatuh saat melintas. "Kadang orang pulang belanja jatuh, lantaran licin jalannya. Kadang anak sekolah, sulitlah memang," terangnya.
Sahruddin menuturkan, bahwa ratusan truk yang melintas itu rata rata truk pengangkut tanah yang kabarnya milik salah satu pengusaha di Kota Sei Rampah. "Kalau truk pembawa kayu dan ubi itu kan sekali sekali lewat, nggak begitu protes kali kami," tambahnya.
Sebagai warga Sahruddin berharap agar jalan ini diperbaiki, sehingga aktivitas bisa dilakukan seperti semula. "Ya kami warga maunya ya macam semula minta kami," harapnya mengakhiri.