Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Nias (Unias) heboh di media sosial. PKKMB yang digelar menuai pro dan kontra di masyarakat karena dinilai bertentangan dengan norma dan etika hingga viral. Hal ini, buntut dari atraksi spektakuler beberapa mahasiswa baru Unias jogetan pargoy ala tik tok.
Penjabat (Pj) Rektor Unias, Eliyunus Waruwu, mengatakan, pertunjukan itu bukan joget, melainkan dancer salah satu dari semua kreatifitas spontanitas mahasiswa prodi saat kegiatan penutupan PKKMB tanggal 10 September 2022.
Menurut Eliyunus, hal ini ditampilkan agar suasana sedikit rileks pada saat itu. Bukan disengaja dipersiapkan. Ini perlu dibedakan dengan seni kearifan lokal.
"Kebetulan di prodi manajemen ada 3 orang mahasiswa memiliki kreatifitas dancer, lalu mereka disuruh unjuk kebolehan. Benar bahwa mereka pun disawer pengunjung dengan sejumlah uang sebagai tanda menghargai hiburan mereka. Uang itu bukan suap," kata Eliyanus, Rabu (14/9/2022).
Para mahasiswa itu, lanjut Eliyunus, alumni dari SMAN1 yang sudah terlatih dancer. Di kegiatan PKKMB 2019 mereka juga dancer. Malah salah satunya kreatifitasnya pelatih tari di SMAN1, juara gerak lomba 2019 di bawah kreator Fantos Waruwu dan tahun 2021 mereka pernah dancer di lapangan merdeka.
"Setelah viral di medsos, saya tidak tau pelanggaran apa. Lalu saya tanya mereka ternyata ketiganya memiliki ketrampilan dancer. dan kebetulan sama mereka mengambil prodi manajemen," katanya.
Ia juga membantah jika dancer yang digelar tersebut sebagai panggung untuk mencari popularitas. Justru Eliyanus menduga, di saat Unias sedang giat-giatnya melakukan perubahan ada saja pihak yang sengaja mencari cari titik kelemahan untuk diviralkan di tengah tengah masyarakat..
"Ini kan hanya membuat opini yang sengaja dibentuk bahwa ada pelanggaran moral di acara PKKMB Unias," ungkapnya.
Dijelaskan, saat itu mereka tidak menunjukan aurar. Pakaiannya juga kemeja dan pakai rok bukan kaos. Berbeda bila dibandingkan dengan artis lebih vulgar lagi pakaiannya.
Ia menegaskan, jika ada pelanggaran norma dan etika, tolong ditunjukan atau adakah kekerasan fisik. Agar bisa mencari orang-orang yang bertanggung jawab di kegiatan PKKMB itu.
"Tapi sampai saat ini tidak mungkin saya beri sanksi kepada orang yang tidak jelas substansi apa pelanggaran yang mereka lakukan," tegasnya.
Dikatakan, tergantung perspektif orang menilainya. Sebab pelaksanaan PKKMB di beberapa universitas pun menampilkan dancer. Sepanjang tidak ada larangan.
"Inti ke saya adalah pelanggaran. Begitu saya lihat viral di medsos saya rapat dengan pimpinan tertinggi Unias. Kesimpulan kita tidak ada pelanggaran," jelasnya.
Eliyanus mengaku tidak mau menghabiskan energi untuk menanggapi komentar yang tidak jelas, biarkan saja. Tetapi dengan melihat talenta dan bakat yang dimiliki mahasiswa Unias, pihaknya berjanji akan lebih memperkuat lagi sanggar seni ke depan guna tereksplor potensi mereka. "Kita akan mendorong talenta mereka untuk terus unggul," imbuh Eliyanus.
Pihaknya pun berharap agar mahasiswa ini jangan sampai dibully yang akhirnya mental dan psikologi mereka terganggu hanya karena orang orang yang kurang paham seluruh rangkaian kegiatan PKKMB tersebut. "Karena diviralkan sepotong-potong," sebutnya.