Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah China sedang berupaya untuk menekan penyebaran COVID-19 dengan melakukan lockdown di berbagai wilayah.
Namun banyak aksi protes terkait kebijakan nol COVID ini. Akhirnya pemerintah di beberapa daerah mulai melonggarkan kebijakan mereka pada akhir pekan.
Contohnya mulai Senin, penduduk Shanghai tak lagi memerlukan hasil tes COVID-19 negatif untuk bisa memasuki tempat-tempat di luar ruangan, termasuk taman dan tempat wisata lainnya.
Selain Shanghai, kota di dekat Hangzhou juga tak lagi mewajibkan masyarakat untuk memindai kode QR atau menginformasikan hasil tes COVID-19 saat naik transportasi umum dan memasuki tempat umum.
Memang ada pengecualian di beberapa tempat yang dinilai berisiko tinggi, seperti panti jompo dan taman kanak-kanak.
Di Kota-kota besar seperti Beijing, Tianjin, Shenzhen, Wuhan dan Zhengzhou juga telah menghapus aturan hasil tes negatif di angkutan umum. Lalu di kota Chongqing juga menyatakan warga tak perlu melakukan tes kecuali memang ada kebutuhan mendesak.
Walaupun ada pelonggaran, beberapa tempat di Beijing seperti mal dan gedung perkantoran masih meminta hasil tes negatif.
Analis Morgan Stanley mengungkapkan pelonggaran ini bisa menjadi salah satu sentimen positif untuk China.
Morgan Stanley juga merekomendasikan agar para investor meningkatkan investasi mereka di China.
Kemudian Goldman Sachs memprediksi China akan kembali membuka aktivitas pada April, bahkan bisa lebih cepat dari perkiraan.
Dengan adanya pelonggaran ini, saham perusahaan di China mengalami penguatan. Seperti saham restoran hot pot Haidilao naik 6%, Ziabuxiabu naik 7%. Kemudian saham perusahaan bubble tea Nayuki Holdings menguat 8%.
Lalu di pasar komoditas, harga minyak mengalami kenaikan. Lalu harga bijih tembaga dan besi masih berada di level yang tinggi.
Namun analis Nomura meyakini jika pemerintah China kemungkinan tidak akan mengakhiri lockdown ini dalam waktu dekat.(dtf)